Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, PRANCIS - Demi melancarkan serangan udaranya ke Suriah, Prancis mulai melakukan pengintaian udara di langit Suriah untuk memastikan posisi ISIS, mulai Selasa (8/9/2015), waktu setempat.
Pernyataan itu diserukan oleh Presiden Francois Hollande pada Senin (7/9/2015) lalu dan eksekusinya akan diproses oleh Kementerian Pertahanan Prancis. Ia juga menegaskan bahwa tak ada pasukan darat yang akan dikirim ke Suriah.
"Yang kami ingin lihat adalah apa yang mereka sudah siapkan untuk melawan kami dan apa yang sudah mereka lakukan terhadap warga Suriah," ucap Francois.
Pengintaian tak akan dilakukan melalui darat, sebab dianggap terlalu berisiko dan kurang realistis. Lagipula itu serangan atau operasi apapun yang dilakukan melalui jalur darat sudah menjadi tanggungjawab pasukan militer setempat.
"Prancis malah akan mencari solusi melalui jalur politik," katanya lagi.
Keputusan untuk melakukan serangan itu datang di tengah riuhnya perhatian terhadap dua hal yang menjadi kekhawatiran negara-negara Eropa akhir-akhir ini: ancaman serangan dari ISIS dan krisis pengungsi Suriah.
Ini bukanlah pertama kalinya Prancis melakukan serangan dan menyasar ISIS. Sejauh ini kemiliteran Prancis sudah melakukan 200 serangan, yang selama ini ditargetkan ke Irak.
Tak hanya Prancis dan AS, yang selama ini cukup sering meluncurkan serangan udara ke ISIS, Inggris dan Australia juga sudah mencanangkan peluncuran serangan mereka ke kelompok radikal tersebut. (ABC News/The Boston Globe)