News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tersangka: Pelaku Utama Pengeboman Bangkok Berkewarganegaraan Tiongkok

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang tersangka pelaku pengeboman di Kuil Erawan, di Bangkok, Thailand, mengungkapkan bahwa pelaku utama yang merencanakan serangan itu adalah seorang pria berkewarganegaraan Tiongkok.

Seorang sumber mengatakan, Yusufu Mieraili, tersangka yang ditangkap oleh pihak berwenang di provinsi Sa Kaew pekan lalu, mengungkapkan bahwa otak dari serangan bom di Kuil Erawan bernama Izan.

"Namanya Izan. Dia telah meninggalkan Thailand melalui Bandara Suvarnabhumi pada 16 Agustus 2015," ujarnya, seperti dikutip dari Asiaone.com, Selasa (8/9/2015).

Sementara itu berdasarkan keterangan tersangka pengeboman yang telah ditahan oleh pihak berwenang, terdapat enam orang yang terlibat dalam pengeboman Kuil Erawan, dan di dermaga Sathorn.

Berdasarkan kesaksian tersangka, enam orang terlibat dalam ledakan Erawan Shrine dan dermaga Sathorn . Diduga kaki tangan yang Izan, Mieraili, Adem Karadag, pria di T-shirt kuning, seorang pria di kemeja biru dan asing tak dikenal lain.

Menurut sumber, Izan menghubungi Mieraili dan kaki tangan lainnya melalui aplikasi WhatsApp. Para kaki tangan menurut sumber tidak mengenal satu dengan yang lain.

Sumber itu mengatakan Mieraili bertanggung jawab atas pembuatan bom, dan mendapatkan material yang dibutuhkan melalui internet. Ia kemudian diminta untuk membawa bom menggunakan ransel dan meletakannya di bawah bangku di Phadung Krung Kasem Canal pada 17 Agustus.

"Mieraili sendiri tidak pernah melihat orang yang mengenakan kaos kuning (pelaku utama) secara pribadi," kata sumber itu.

Sumber itu mengatakan Mieraili berada di sekitar lokasi ledakan di kuil Erawan, karena Izan ingin dia merekam insiden itu dan mengirim foto-foto melalui WhatsApp.

Namun, pihak berwenang mengatakan Mieraili tidak mengambil gambar karena ia khawatir akan menimbulkan kecurigaan.

Sejauh ini, 11 surat perintah penangkapan telah dikeluarkan, beberapa dengan sketsa wajah yang tak dikenal.

Dua perintah penangkapan baru yang dikeluarkan kemarin adalah untuk Abdullah Abdul Rahman, dan seorang pria yang belum teridentifikasi.(Asiaone.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini