News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2015

Jamarat Lebih Tertib

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Heru Pujihartono (kanan) dan sahabatnya, Tubagus Adhi (kiri)

TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Ibadah calon jemaah haji dari seluruh dunia berlanjut dengan melontar tiga jumrah di Mina.

Jamarat ulla, wustho dan aqobah di terowongan Mina ini dilakukan sejak Kamis tengah malam hingga sepanjang Jumat (25/9).                                     

"Sudah jauh lebih tertib, para calhaj sebagian besar tetap datang berkelompok menurut asal daerah, negara, atau apa pun," ungkap Heru Pujihartono, salah satu jamaah Haji Indonesia yang dihubungi melalui telepon selulernya,Jumat pkl 11.00 siang waktu Saudi atau sekitar 17.00 WIB.         

Heru Pujihartono yang berada di Mina itu mengatakan, kesinambungan ibadah calhaj dari seluruh penjuru dunia tak terpengaruhi oleh peristiwa memilukan yang terjadi di hari pertama melempar jumrah, yakni Kamis.

Adanya ratusan calhaj yang tewas, disamping luka-luka, sama sekali tidak membuat antusiasme atau motivasi calhaj menurun.

Kejadian ini dianggap sebagai sebuah musibah, sebagaimana hanya peristiwa mengenaskan pada tragedi di dua terowongan Mina sebelumnya.                                              

Oleh karena itu, kelanjutan ibadah berupa pelontaran jumrah ulla, wustho dan aqobah yang berada di dalam terowongan Mina terus berlangsung.

Namun, para calhaj sudah jauh lebih siap fisik dan mental, karena sudah menyempatkan diri untuk mengistirahatkan badan dan jiwanya.                                              

Peristiwa mengenaskan yang terjadi di Kamis pagi waktu Saudi itu, bermula sekitar pkl 08.30 atau 12.39 wib, lebih disebabkan karena kelekahan fisik dan mental para calhaj.

Setelah lebih dari setengah harian berada di padang Arafah pada Rabu (23/9), diantaranya di bawah sengatan terik matahari 46 derajat celcius, pada Rabu malam waktu Saudi para calhaj yang jumlahnya di atas 4 juta orang itu dibawa ke Mudzalifah secara bergelombang.

Dari Mudzalifah, selepas tengah malam hingga Kamis subuh, mereka dibawa kembali ke maktab-maktabnya atau perkampungan sementara di Mina.

Namun, ada juga yang langsung berjalan kaki menuju terowongan Mina untuk melontar jumrah aqobah. Kehadiran jemaah pada hari pertama melontar jumrah ini sebagian besar dalam keadaan kelelahan fisik dan mental. Hal itu setidaknya mempengaruhi konsentrasi atau fokus mereka.                            .                     

Setelah itu, jutaan calhaj sudah jauh lebih siap. Calhaj sudah memiiki 'strategi' untuk memasuki terowongan Mina pada saat-saat tertentu, khususnya yang tidak terlalu padat.

Selepas tengah malam termasuk pilihan waktu yang baik. Udara tidak terlalu panas, dan saat ke luar terowongan pun suhu udara masih dingin.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini