TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Irak menyatakan telah mencapai kesepakatan dengan Rusia, Iran, dan Suriah, untuk berbagi informasi intelijen dalam perang melawan kelompok ISIS.
Militer Irak mengatakan pihak Rusia khawatir terhadap peningkatan jumlah tindak pidana yang dilakukan oleh warga mereka ketika bergabung dengan ISIS.
Pengumunan yang dilakukan oleh pemerintah Irak itu terjadi di hari Sabtu (26/9/2015) waktu setempat, terjadi setelah Amerika Serikat (AS) curiga dengan pembentukan koalisi militer baru antara Rusia dan Irak.
Koalisi militer pimpinan AS, telah melakukan kampanye militer untuk menekan kelompok ISIS di Irak dan Suriah sejak tahun lalu dan kini militer Rusia mengikuti jejak AS, dengan meningkatkan serangan militer mereka terhadap kelompok ISIS.
Presiden AS Barack Obama dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, hari Senin ini untuk membahas rencana Moskow di Suriah.
Pentagon mengatakan, Rusia telah mengirimkan pesawat, tank, dan rudal ke negara-negara yang dilanda perang.
AS juga menerima laporan intelijen bahwa Rusia tengah menggagas koalisi militer baru dengan unsur, Irak, Iran, dan Suriah. [Sumber: CNN].