Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Berawal dari bencana alam dahsyat 9 Skala Richter 11 Maret 2011, banyak korban kehilangan buku dan kartu bank ATM nya.
Setahun kemudian September 2012 Bank Ogaki Kyoritsu memperkenalkan ATM hanya dengan mendeteksi aliran darah telapak tangan (jomyaku) saja. Besok 1 Oktober 2015 pinjam uang dimulai hanya dengan mendeteksi jomyaku saja.
"Kita sangat prihatin dengan para korban bencana alam yang kehilangan semuanya saat bencana alam. Dari sanalah ide memunculkan ATM jomyaku tersebut," kata Isao Asai, eksekutif Ogaki Kyoritsu yang bermarkas di Gifu, khusus kepada Tribunnews.com, Rabu (30/9/2015).
Sistem yang dibuat Fujitsu Ltd tersebut dimulai tiga tahun lalu, memperkenankan semua nasabahnya menarik uang hanya dengan meletakkan tangannya pada mesin ATM, lalu proses selanjutnya dapat dilakukan dengan menekan tombol yang diinginkan, baik keluarkan uang, transfer dan sebagainya.
"Mulai besok, pinjam uang pun juga bisa dilakukan menggunakan jomyaku pula, pertama kali di Jepang mungkin pertama kali di dunia," tambahnya.
Semua nasabah dari 150 lokasi lebih di Jepang, yang telah mendaftarkan telapak tangannya di kantor Bank Ogaki Kyoritsu masing-masing, dapat mengambil uang hanya dengan menempelkan tangannya saja.
"Jadi semakin mudah, tak perlu pakai kartu apa pun, sudah bisa ambil uang di ATM bank kami," tambahnya.
Selama ini yang ada di berbagai bank di Jepang, walaupun ada alat penjejak jomyaku tersebut, tetap saja harus memasukkan kartu banknya seperti yang ada di Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ. Tanpa kartu ATM proses tak akan berlanjut.
Namun bank satu ini hanya menggunakan jomyaku saja, pakai telapak tangan kita saja yang telah terdaftar di bank yang bersangkutan, uang bisa ke luar dan mulai besok, 1 Oktober 2015) nasabah bisa pinjam uang melalui cara ini.
Untuk pembuatan sistem jimyaku ini bank tersebut mengeluarkan uang cukup banyak, diperkirakan sekitar puluhan juta yen. Demikian informasi dari sumber Tribunnews.com di kalangan perbankan Jepang.
Selain di Jepang, cara ini ternyata juga telah dipakai di Turki, namun dengan sistem berbeda yaitu dengan memasukkan nomor identifikasi penduduk saja.
Saat ini sedikitnya 320.000 nasabah bank tersebut telah terdaftar telapak tangannya sehingga dengan mudah dapat mengambil uangnya tanpa membawa apa pun juga dari rumahnya.