Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Proyek Shinkansen atau kereta peluru Jepang sudah diputuskan Indonesia, diberikan kepada swasta dan pihak China menerimanya dengan baik, bersedia untuk mengerjakannya.
Tetapi mudah-mudahan tidak berantakan seperti kasus proyek kereta api di Manila Filipina.
"Keputusan kan sudah dilakukan pemerintah Indonesia untuk diberikan ke swasta dan pihak China pun kan juga sudah bersedia mengerjakannya. Ya semoga saja semua berjalan lancar. Jangan sampai terulang kasus proyek kereta api Manila Filipina yang dikerjakan dengan dana China jadi berantakan bahkan akhirnya Jepang harus membantunya," papar seorang elit Jepang sumber Tribunnews.com sore ini (30/9/2015).
Proyek kereta api di Manila Filipina dimulai tahun 2004 oleh China tanpa tender. Rencana selesai tahun 2007 akhirnya molor menjadi tahun 2012.
Setelah itu Maret 2012 oleh Mahkamah Agung Filipina diputuskan agar proyek tersebut di petieskan dulu, jangan dilanjutkan dulu karena proses tidak dilakukan tender tidak benar, putus Mahkamah Agung.
Uang yang katanya dijanjikan China 600 juta dolar AS pun juga hilang tak jelas lagi.
Semua jadi kacau, tonggak-tonggak tiang untuk kereta api yang telah berdiri jadi terbengkalai, kota Manila jadi agak berantakan gara-gara proyek kereta api tersebut yang tidak jelas ujungnya dikerjakan China.
"Setelah itu Presiden Aquino meminta bantuan Jepang untuk membantu bulan Juli 2015 ini. Dari proyek sepanjang 100 kilometer tersebut, 38 kilometer akan dibantu Jepang dengan dana 242 miliar yen sebagai Pre Pledge nya Jepang," ungkap sumber itu lagi.
Bulan November mendatang di KTT APEC Jepang akan membicarakan lagi bantuan kepada Filipina. Namun di lain hal, Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) juga diminta membantu proyek Filipina tersebut agar tidak terbengkalai.
Kini proyek jalur kereta api Utara ke Selatan Jepang itu sebagian mulai berjalan lagi dengan baik berkat bantuan darurat pendanaan dari Jepang.
Keburukan bantuan China dengan dana bantuannya ternyata dibeberkan rinci, termasuk masalah proyek kereta api tersebut, oleh wartawan Filipina, Roel Landingin. Bisa dibaca lengkap (PDF File) dengan meng klik URL ini:
http://www.realityofaid.org/wp-content/uploads/2013/02/ROA-SSDC-Special-Report8.pdf