News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

UNHCR Perkirakan 1,4 juta Pengungsi Bakal Masuk Eropa

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aeham Ahmad sedang bermain piano, mengiringi kelompok vokal jalanan di kamp pengungsian Yarmouk, Suriah, 6 Februari 2014.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, SWISS - Badan PBB urusan Pengungsi UNHCR memperkirakan sebanyak 1,4 juta pengungsi akan mengungsi ke Eropa melalui Mediterania selama 2015-2016.

Seperti dilansir Reuters, hingga Kamis (1/10/2015), jumlah pengungsi yang masuk ke Eropa meningkat tajam dari perkiraan awal, yakni sudah mencapai 850 ribu pengungsi.

"UNHCR memperkirakan akan terus bertambah lagi sampai 700 ribu orang yang mencari keamanan dan perlindungan internasional di Eropa pada 2015," demikian isi dokumen UNHCR.

"Perkiraan sebanyak itu Sangat mungkin. Bahkan mungkin akan lebih besar jumlah kedatangan pada tahun 2016," demikian bunyi dokumen itu.

Krisis pengungsi Suriah membuat negara-negara di dunia menjadi dua kubu, mereka yang membuka tangan dan mereka yang menolak para pengungsi masuk ke negaranya.

Jumlah pengungsi yang menghindari perang, konflik atau penganiayaan di dunia telah mencapai 60 juta jiwa pada 2014. Jumlah itu, menurut sebuah laporan PBB, merupakan rekor tertinggi.

Dokumen yang dirilis lembaga pengungsi PBB, UNHCR, menyebutkan sebanyak 59,5 juta orang telah mengungsi pada akhir 2014. Jumlah itu mencakup 19,5 juta orang pengungsi, 38,2 juta pengungsi dalam negeri, dan 1,8 juta orang yang masih menunggu keputusan pencarian suaka. Lebih dari 50 persen pengungsi itu merupakan anak-anak.

Ditinjau dari tahun sebelumnya, jumlah orang yang terpaksa meninggalkan negara-negara mereka naik sebesar 8,3 juta jiwa.

Konflik berkepanjangan di Suriah dianggap sebagai faktor besar di balik kenaikan tersebut mengingat di Suriah saja, terdapat 3,9 juta pengungsi dan 7,6 juta pengungsi dalam negeri.(Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini