News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Belanda: Otoritas Malaysia Penyebab Tertundanya Investigasi MH17

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa potongan bagian pesawat Malaysia Airline MH17 yang berhasil dikumpulkan dan direkonstruksi. (News.com.au/News Corp Australia/Ella Pellegrini)

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine

TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM - Berdasarkan hasil analisis insiden penembakan Malaysia Airlines MH17, otoritas Malaysia dikatakan menjadi dalang kerap tertundanya investigasi kasus itu.

Dikutip dari News.com.au, empat laporan analisis rinci kasus tersebut, yang dihasilkan oleh tim investigasi Belanda, menunjukkan pemerintah Malaysia dan pihak Malaysia Airlines selalu mencari cara untuk menghambat investigasi itu.

Otoritas Malaysia memang sudah memutuskan untuk bekerjasama dalam beberapa hal terkait investigasi tahun ini, namun investigasi tersebut sebenarnya sudah mengalami penundaan.

Dikatakan pihak Malaysia sempat menghentikan penanganan mereka atas kasus tersebut dan malah berupaya untuk melakukan investigasi sendiri, demi membebaskan pihaknya dari kasus itu.

"Dari awal investigasi, sudah terbukti sangat sulit untuk melakukan wawancara dengan pihak pemerintahan Malaysia dan maskapai di Kuala Lumpur," demikian pernyataan yang ditulis oleh pihak investigator dalam laporannya.

"Hal yang sama terjadi ketika mengumpulkan dokumen investigasi yang telah diminta ke mereka."

Dikatakan pula setelah informasi sempat mulai bisa dikumpulkan, kerjasama dengan Malaysia secara tiba-tiba dihentikan secara sepihak atas permintaan pihak maskapai.

"Karena satu hal itu, kurangnya informasi membuat Badan Keselamatan Belanda tidak bisa menyimpulkan sebuah aspek spesifik dari investigasi itu," tulis isi laporan itu.

Sebelumnya, sempat dinyatakan bahwa Rusia dan Ukraina yang selalu menghindar memberikan informasi soal data pindai radar pesawat itu, serta menolak pejabatnya diwawancarai. (News.com.au)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini