Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tulisan Made in Japan kini sudah menyebar hingga ke tempat kecil sekali pun di Jepang.
Tulisan Made in Japan sebagai bagian dari strategi perdagangan agar lebih banyak terjual dan dipercaya, bahkan ada yang menggunakan tulisan besar agar mudah dikenali.
Sebuah tempat kecil di kaki Gunung Takao, masih di lingkungan Stasiun Kereta Api Takaosan, pinggiran Tokyo bagian Barat, sebuah toko pun dengan mentereng menuliskan Made in Japan.
Tribunnews.com menanyakan kepada pemiliknya.
"Iya sekarang banyak yang mempertanyakan buatan mana," kata sang pemilik wanita warga Jepang, yang tak mau namanya dituliskan itu.
Menurutnya, saat ini banyak pembelinya yang menanyakan buatan mana dan kalau dijawab buatan Tiongkok atau buatan Korea pasti tidak mau membeli.
"Kalau bukan dari Jepang apalagi buatan Tiongkok atau buatan Korea, pasti konsumen yang datang ke sini tak mau membeli," katanya.
Barang buatan Jepang pun memang mulai mengidentifikasikan dirinya termasuk di Toko 100 yen, toko murah di Jepang.
"Kalau tertulis jelas buatan Jepang pasti barang akan cepat habis. Tapi kan saat ini barang 100 yen yang murah meriah ini kan jarang ada, jadi kita juga kadang bingung juga," kata seorang petugas toko 100 yen.
Di bidang makanan dan minuman juga sama. Mulai banyak dituliskan produk makanan buatan dalam negeri tertulis Kokusan, atau bahkan ada yang menuliskan buatan perfektur tertentu.
Bagian kiri gambar produk kacang tertulis jelas buatan atau produksi dari Perfektur Chiba, Jepang. Mengapa demikian? Kebanyakan kacang di Jepang diimpor dari Tiongkok sehingga murah-murah. Meskipun murah banyak orang Jepang yang tak mau membelinya. Tapi kalau tertulis produk Chiba (produsen terbesar kacang di Jepang dari Perfektur Chiba), pasti semua orang membelinya.
"Hanya soal kepercayaan saja. Kalau tertulis buatan dalam negeri Jepang pasti dipercaya siapa pun jadi pasti dibeli," kata Ayako Kameda, sang penjual kacang tersebut kepada Tribunnews.com.
Sebuah stasiun televisi Jepang bahkan pernah menyiarkan cara mencuci sayur di Tiongkok. Ternyata sayuran di Tiongkok dicuci menggunakan deterjen untuk mencuci pakaian, lalu dibilas air dibersihkan lagi.
Beberapa penyiaran lain, tanpa komentar diambil gambarnya di dalam negeri Tiongkok memperlihatkan perlakuan makanan dan minuman yang tidak umum seperti yang kita pikirkan sebelumnya. Misalnya pencucian makanan pakai deterjen, sehingga membuat warga Jepang umumnya tak mau lagi membeli buatan Tiongkok, karena ditakutkan akan sakit di masa mendatang.