Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, CAPE TOWN - Sejumlah mahasiswa di Afrika Selatan yang berunjukrasa atas kenaikan biaya SPP, bentrok dengan kepolisian, Rabu (21/10/2015).
Untuk meredam aksi ratusan mahasiswa yang berunjukrasa di gedung DPR Afrika Selatan, kepolisian menggunakan granat setrum dan gas air mata, agar rombongan terpecah.
Menurut TIME, aksi unjuk rasa sudah dilakukan sejak pengumuman soal kenaikan biaya SPP diutarakan oleh beberapa universitas setempat pada 13 Oktober 2015 lalu.
Namun, suasana kali ini lebih memanas ketika para mahasiswa mulai menghambur ke gedung DPR di Cape Town, Afrika Selatan dan mengundang campur tangan kepolisian.
"Kami didorong paksa oleh kepolisian. Granat setrum itu ditembakkan dekat telinga saya," tutur seorang mahasiswa dari University of Cape Town, Motheo Lengoasa, pada Reuters.
"Kami hanya ingin publik melihat dan mendengar tangisan kami. Untuk orangtua kami, kami menyesal melakukan ini, tapi kami harus melakukannya karena ibu kami tak akan bisa menyekolahkan kami tahun depan," kata seorang mahasiswa University of the Witwatersrand, Mcebo Freedom Dlamini.
Sejumlah universitas negeri mengungkapkan rencana akan menaikkan biaya SPP sebesar 11,5 persen, dari rata-rata Rp 100 juta per tahun. Berdasarkan kalkulasi seorang ekonom, biaya sebesar itu tidak mampu ditanggung oleh 95 persen masyarakat AfSel.
"Tidak ada yang setuju soal kabar bahwa pelajar dari kaum ekonomi bawah akan menghadapi kesulitan finansial dan tereliminasi dari (pendidikan)," demikian pernyataan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Kamis (22/10/2015), dikutip Reuters. (TIME/Reuters)