Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, PARIS- Seorang manager band Death Metal Eagles bernama Nick Alexander menjadi korban aksi teror di Paris, Perancis.
Kekasih Nick bernama Polina Buckley sempat meminta bantuan untuk mencari Nick.
"Tolong bantu saya temukan Nick Alexander," tulis Polina melalui akun Twitter pribadinya sebelum Nick Alexander diidentifikasi tewas pada aksi teror di Paris, Perancis, Sabtu (14/11/2015).
Mengetahui, bahwa kekasihnya tewas, Polina begitu menyesali kepergian Nick untuk selamanya, "Anda akan selalu ada di hatiku Nick Alexander," ujar dia.
"Selamat tidur pangeranku, Nick Alexander," tulis Polina dengan foto dirinya yang sedang mencium sang kekasih Nick Alexander.
Hari ini, Minggu (15/11/2015) Polina dijadwalkan akan hadir di kantor kedutaan besar Perancis di New York, Amerika Serikat, demi melangsungkan acara penghormatan kepada korban aksi teror di Paris, Perancis.
Nick Alexander berusia 36 tahun ketika dirinya ditemukan tewas di lokasi konser band yang dimanagerinya Eagles.
Ia menjadi sasaran tembak di teater Bataclan, Paris.
Nick ditembak tepat di depan seorang wanita asal Amerika Serikat Helen Wilson. Helen (49) ditembak di kedua pahanya.
Dilaporkan The Telegraph, Helen tepat berada di belakang Nick saat penembakan terjadi.
Menurut cerita Helen, ada sekitar lima hingga enam orang yang memasuki tempat konser, lalu menembak ke arah orang-orang secara acak.
Helen sempat berusaha membantu Nick agar tetap hidup. Helen berusaha agar Nick tetap sadar dengan memberikan pernapasan buatan, serta terus mengajaknya berbicara.
"Tapi dia tidak bernapas lagi saat berada dalam pelukanku," kata Helen kepada The Telegraph.
Untuk sekedar informasi, Alexander sempat menjadi merchandise manager beberapa band, seperti Sum 41, Panic! at the Disco dan The Black Keys.
"Saya menghabiskan banyak waktu dengan Nick. Ia melakukan pekerjaannya tanpa pamrih. Nick adalah sosok pekerja keras, sosok yang menyenangkan, dan sosok yang selalu tertarik bertemu dengan orang-orang baru," ujar drummer dari band blues The Black Keys, Patrick Carney mengutip dari The Rolling Stone. (The Rolling Stone/Heavy/Twitter)