TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Merespon serangan teror di Perancis, Tiongkok mulai menyuarakan kampanye dan melakukan pelatihan anti-terorisme di tiap wilayahnya.
Dikutip dari Xinhua, sejumlah otoritas regional Tiongkok mulai mengimplementasikan kampanye anti-terorisme melalui pelatihan yang diikuti oleh kepolisian setempat.
Kampanye anti-terorisme itu digerakkan oleh kelompok-kelompok yang mendukung anti-terorisme di beberapa wilayah Tiongkok.
Sedangkan, di Shanghai, pasukan operasi khusus kepolisian bersenjata telah melakukan pelatihan anti-terorisme pada Minggu (15/11/2015), untuk meningkatkan kemampuan mereka menghadapi situasi darurat terkait serangan teror.
Selain itu, di media sosial Tiongkok, Weibo, informasi terkait cara merespon atau bertindak ketika terjebak serangan teroris juga dibagikan pada netizen.
Tiongkok dikatakan memang memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap ancaman terorisme, terutama dari militan dan kelompok separatis dari Xinjiang.
Wilayah itu dihuni oleh kaum Uighur Muslim, di mana disebutkan banyak konflik kekerasan terjadi serta menimbulkan kekhawatiran dari para aktivis dan pemerintah.
"Kita harus selalu memantau tekanan kekerasan teroris, lebih memfokuskan pada upaya de-radikalisasi, dan melakukan kerjasama internasional di ranah anti-terorisme demi menciptakan suatu perlindungan anti-teror," ujar sekretaris komite hubungan politik dan hukum partai komunis Tiongkok, Meng Jianzhu. (Reuters/Xinhua)