Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry mengutuk gelombang kekerasan yang dilakukan oleh warga Palestina.
Hal itu ia ucapkan ketika menjumpai Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Selasa (24/11/2015) untuk membantu mengakhiri kekerasan yang terjadi selama dua bulan terakhir.
Kerry mengatakan ia berupaya untuk berbicara dengan Netanyahu dan Presiden Palestina, Mahmud Abbas untuk mencairkan ketegangan antar dua negara.
"Jelas, tidak seharusnya orang tinggal dengan ancaman kekerasan setiap hari, dimana terjadi serangan di jalan-jalan, penusukan, serangan menggunakan mobil" kata Kerry kepada wartawan di kantor Perdana Menteri Israel, jelang pembicaraan dengan Netanyahu.
"Dan itu sangat jelas bagi kami bahwa terorisme, tindakan-tindakan teroris, layak menerima kutukan , dan saya mengucapkan kecaman terhadap setiap tindakan teror yang mengambil nyawa orang tak berdosa," lanjutnya, seperti dikutip dari Channelnewsasia.com, Selasa (24/11/2015).
Dalam kesempatan itu Kerry juga menyebutkan mengenai insiden serangan terhadap tiga warga negara AS, yang terjadi setelah pasukan keamanan Israel menyerbu Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Setelah bertemu Netanyahu, Kerry akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Israel, Reuven Rivlindi Yerusalem, lalu kemudian secara terpisah dengan Abbas di Ramallah.
Kerry menjelaskan ia mengemban misi untuk mendorong perang melawan terorisme, dan mengkahiri kekerasan antara Palestina-Israel.
Setidaknya sudah 91 orang warga Palestina tewas, termasuk seorang berkebangsaan Arab Israel, serta 17 warga Israel, termasuk dua orang berkewarganegaraan Israel-Amerika, satu orang warga negara Amerika dan Eritrea.
Banyak dari warga Palestina yang tewas diduga sebagai pelaku serangan atau yang ditembak oleh otoritas Israel saat melakukan aksi demonstrasi. Channelnewsasia.com