TRIBUNNEWS.COM, COLOGNE - Salah seorang korban serangan seksual massal di kota Cologne, Jerman, telah menggambarkan momen mengerikan saat sekelompok pria berjumlah lebih dari 30 orang mengepung dia dan teman-temannya lalu menggerayangi serta merampok mereka pada malam perayaan Tahun Baru.
Seorang perempuan lain menceritakan bagaimana pakaian dalamnya benar-benar robek dari tubuhnya dalam serangan yang tampaknya terkoordinasi di luar stasiun kereta api utama di kota terbesar keempat Jerman itu pada sekitar tengah malam tanggal 31 Desember 2015.
Polisi Cologne mengatakan, pihaknya telah menerima lebih dari 90 pengaduan tentang perampokan dan penyerangan seksual, termasuk dua laporan pemerkosaan, oleh ratusan orang yang menyasar para perempuan muda pada malam pesta Tahun Baru itu.
Kepala polisi Cologne, Wolfgang Albers, menggambarkan para pelaku bertampang Arab atau Afrika Utara, dan menyebut serangan itu sebagai "sebuah dimensi kejahatan yang sama sekali baru". Serangan tersebut mengejutkan Jerman dan memicu perdebatan tentang kebijakan pengungsi negara itu.
Salah seorang korban, Michelle (18 tahun), mengatakan kepada saluran televisi berita NTV bahwa dia bersama sekelompok temannya yang berjumlah 10 tiba di stasiun kereta api pada sekitar 11 pada malam Tahun Baru itu.
Mereka melihat sekitar 1.000 orang, hampir semuanya pria asing, berkumpul di daerah yang berdekatan dengan Katedral kota itu.
Michelle mengatakan, saat ia dan teman-temannya berjalan menuju Sungai Rhine untuk menonton kembang api, "tiba-tiba 20 sampai 30 orang pria mengepung kami, dan semakin banyak yang datang".
Dia mengatakan, para pria itu mulai melecehkan mereka, menyentuh kaki, punggung, torso dan bokong mereka, dan berusaha untuk meraih pakaian dalam mereka.
"Untungnya kami mengenakan pakaian yang tebal," kata Michelle.
Ia dan teman-temannya protes, tetapi para pria itu tampaknya tidak mengerti bahasa Jerman, kata Michelle.
"Mereka semua orang asing," katanya.
Michelle mengatakan, beberapa temannya berteriak selama serangan, yang ia diperkirakan berlangsung lima menit.
Mereka akhirnya bergandengan tangan dan bebas. Beberapa dari anggota kelompoknya itu menangis.
Beberapa saat setelah melarikan diri, mereka baru menyadari bahwa mereka juga telah dirampok.
Ponsel, dompet, headphone dan rokok mereka telah diambil para pria itu.
"Kami tidak dipukuli, tidak menderita luka permanen, tetapi hal itu menjijikkan dan tidak lucu," kata Michelle.
Seorang perempuan lain, Anne (25 tahun), mengatakan kepada harian Jerman, Bild, bahwa ia sedang menunggu meja di sebuah klub malam dan keluar sebentar saat jeda ketika dirinya diserang oleh sekelompok pria "Arab", yang menarik gaunnya dan merobek celana dalamnya sebelum melarikan diri.
Harian yang sama melaporkan, seorang perempuan lain yang tidak disebutkan namanya, yang berusia 20 tahun, setiap item pakaian di tubuhnya jadi robek, sementara temannya "dilecehkan dengan jari".
Salah seorang korban mengatakan, saat kekacauan di sekitar stasiun kereta api, ia takut dirinya bisa terbunuh atau diperkosa dan "tidak seorang pun yang akan melihat hal itu", lapor kantor berita Reuters.
Perempuan itu mengatakan, dia dan temannya berjalan melewati stasiun kereta api ketika mereka dikelilingi sekelompok pria yang "menggerayangi kami di mana-mana" dan "meraba-raba di antara kaki-kaki kami".
"Saya berpikir bahwa jika kami tinggal di sini dalam kerumunan ini mereka bisa membunuh kami, mereka bisa memerkosa kami dan tidak seorang pun yang akan tahu. Saya pikir kami hanya harus menerima hal itu. Tidak ada orang di sekitar kami yang membantu atau berada di posisi untuk membantu. Yang saya inginkan adalah keluar dari sana," kata perempuan itu.
"Saya takut bahwa saya tidak akan bisa keluar dari kerumunan itu dalam keadaan masih hidup. Saya takut bahwa jika seseorang muncul dengan pisau, saya bisa diperkosa di tengah jalan. Saya mengalami mimpi buruk pada malam itu dan saya tidak bisa tidur lagi. Saya terlalu takut untuk pergi ke luar dan tentu saja saya sekarang takut pergi ke kota-kota besar."
Polisi Jerman telah mengidentifikasi tiga orang tersangka sehubungan dengan serangan itu. Namun sejauh ini belum ada penangkapan yang dilakukan.
Polisi di kota Hamburg juga melaporkan insiden serupa pada malam Tahun Baru di daerah St Pauli.
Polisi mengatakan mereka telah menerima 53 aduan. Lebih dari setengahnya mengadukan pelecehan seksual. Para korban berusia 18 tahun sampai 25 tahun.
Para korban tampaknya disasar dengan cara yang sama dengan yang di Cologne.
Menurut polisi, para korban juga menggambarkan para penyerang berkulit gelap atau bertampang Arab.