Laporan wartawan tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - Aksi bom bunuh diri yang terjadi di tempat wisata Sultanahmet Square, Istanbul, Turki, disebut sebagai aksi teror.
Hal itu dinyatakan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, melalui sebuah pidato yang disiarkan oleh stasiun televisi setempat.
Selain itu, Erdoğan juga mengecam insiden yang memakan nyawa 10 orang.
Korban dipastikan sebagian besar adalah wisatawan asing asal Jerman.
"Saya mengecam insiden teror yang terjadi di Istanbul itu," katanya, dikutip The Guardian, menyebutkan bahwa pelakunya adalah warga Suriah.
"Sangat disayangkan kita kehilangan nyawa 10 orang, yang termasuk di antaranya adalah warga asing dan warga Turki," ucap Erdoğan lagi.
Kecaman juga datang dari pejabat dan politisi domestik maupun mancanegara, yang kemudian menyuarakan dukungannya untuk Turki.
Berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan atas insiden yang terjadi pada Selasa (12/1/2016), pelakunya adalah militan ISIS bernama Nabil Fadli.
Dikatakan Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmuş, Fadli memasuki Turki dari Suriah, dan melakukan aksinya di kompleks bangunan bersejarah itu.
Setidaknya 15 orang mengalami cedera akibat insiden itu dan sempat diberlakukan larangan untuk menyiarkan kejadian tersebut. (The Guardian/Hurriyet Daily News)