TRIBUNNEWS.COM, ATHENA - Turki dituduh membeli minyak dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam jangka panjang.
Hal itu dianggap sama saja Turki mendanai kelompok tersebut.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon dalam kunjungan ke Athena, Yunani, pada Selasa (26/1/2016).
"Seperti diketahui, ISIS menikmati uang Turki dari penjualan minyak dalam jangka sangat panjang. Saya berharap hal ini akan diakhiri," kata Yaalon.
"Tergantung pada Turki, pemerintah Turki, kepemimpinan Turki untuk memutuskan apakah mereka ingin menjadi bagian dari kerja sama memerangi terorisme. Kenyataannya tidak begitu sejauh ini," tambahnya kepada para wartawan.
Turki membantah pihaknya mengizinkan penyelundupan minyak oleh kelompok yang menyebut diri ISIS, menyusul tuduhan serupa yang disampaikan oleh Rusia.
Para wartawan mengatakan, tudingan Israel dapat menghambat upaya untuk memperbaiki hubungan antara Turki dan Israel setelah renggang selama bertahun-tahun.
Laporan yang disusun oleh IHS Inc menunjukkan ISIS mendapatkan dana sekitar US$ 80 juta per bulan, 43 % di antaranya berasal dari penjualan minyak. (BBC/Kompas.com)