News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cari Sumbangan Masjid Jepang Sampai Penipuan di Tokyo

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mesjid Kumamoto yang dibuat oleh empat WNI yang berprestasi antara lain Marlo Siswahyu (40).

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Membangun masjid memang tidak mudah.

Mulai perencanaan sampai cari uang dana pembangunan masjid.

Tapi parahnya, ada yang melakukan penipuan dengan dalih uang sumbangan masjid, terjadi pula di Tokyo.

"Saat kita mulai bergerak tahun 2012 mulai mengumpulkan dana pembangunan Masjid Kumamoto untuk masyarakat muslim yang ada di Kumamoto dan sekitarnya, ternyata ada satu grup yang mengaku-aku dari Masjid Kumamoto, kaget luar biasa kita," ujar Marlo Siswahyu (40) khusus kepada Tribunnews.com Sabtu lalu (13/2/2016).

Kasus ini sempat membuat kesal tim pembangunan Masjid Kumamoto termasuk Marlo dan temannya Yayang Sofyan.

"Kita kaget sekali. Brosur dan informasi belum di launch, belum disebarkan mengenai proyek pembangunan masjid Kumamoto ini, eh ternyata ada orang mengatasnamakan panitia pembangunan Masjid Kumamoto sudah mengambil uangnya di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), tempat warga Indonesia selalu salat Jumat di sana,"ujarnya.

Orang tersebut ternyata bukan hanya satu tetapi ada satu grup yang meminta uang tersebut.

"Kita belum kirim orang ternyata sudah ada orang minta uang ke Tokyo. Dari teman-teman kita peroleh informasi, penipu tersebut terdiri beberapa orang dari satu grup, semua orang Indonesia, pakai baju muslim, minta donasi buat Masjid Kumamoto. Lalu pak Yayang laporan segera ke kita yang tentu saja saya kaget sekali mendengar hal tersebut."

Sampai saat ini masih belum diketahui siapa penipu satu grup orang Indonesia yang berjubah muslim tersebut.

Bangunan masjid yang dibeli dari lelang di Jepang dengan harga 24 juta yen, akhirnya cepat bisa terbeli karena bantuan dari pengusaha Arab Saudi. Reformasi pembetulan gedung dilakukan 6 bulan, akhirnya awal Maret 2013 berhasil diresmikan oleh Dubes Arab Saudi untuk Jepang.

"Kita juga sempat ke kedutaan Arab Saudi saat ibu-ibunya bikin bazaar khusus untuk kita. Lalu kita kumpulkan semua uang di sana, bahkan mereka langsung spontan mengeluarkan uang dari dompetnya memberikan ke saya, ini bawa semua ke Kumamoto ya biar masjidnya cepat jadi," ujar para ibu-ibu tersebut mengenang kejadian itu yang sangat mengesankannya.

Marlo merasa semua adalah jalan Tuhan. Di tengah penipuan yang ada, ternyata rejeki berlimpah akhirnya datang karena niatannya yang lurus untuk membangun Masjid Kumamoto yang banyak dimanfaatkan oleh warga Indonesia di Kumamoto.

"Mayoritas praktis dipakai semua orang Indonesia yang ada di sini untuk berbagai kegiatan islam. Tetapi ada pula yang salat di sini umumnya juga pelajar dari Afghanistan, Pakistan, Mesir dan warga dari negara-negara Islam lainnya."

Hubungannya dengan pemerintah daerah setempat juga semakin manis sehingga mendapat bantuan internet gratis, dibuatkan pamflet oleh pemda, dimasukkan ke dalam obyek islamic bagi para wisatawan muslim, diajak ikut tour ke berbagai tempat untuk melihat kemungkinan penerapan makanan halal di Kumamoto dan kerjasama lainnya dari pemda setempat.

"Pihak polisi dan keamanan pun kita undang kalau ada kegiatan sehingga kita sangat dekat dengan mereka yang kini malahan sangat membantu dan mendukung semua kegiatan kita kalangan muslim di sini," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini