Bantah Laporan Mesir, Media Ibrani: Israel Tak akan Setuju Tarik Pasukan dari Poros Philadelphia
TRIBUNNEWS.COM - Media Ibrani mengutip sumber informasi melaporkan kalau Israel belum dan tidak akan setuju untuk menarik pasukannya (IDF) dari sebagian besar poros perbatasan Philadelphia antara Mesir dan Jalur Gaza.
Laporan ini untuk meng-counter sebuah saluran televisi Mesir yang melaporkan bahwa, sebagai bagian dari negosiasi mengenai kesepakatan tahanan dengan Hamas, Israel setuju untuk menarik diri dari sebagian besar wilayah poros Philadelphia, untuk mencapai kesepakatan.
Baca juga: Jelang Gencatan Senjata Gaza, Al-Qassam: Kami Ledakkan Rumah dengan 11 Tentara Israel di Dalam
"Sementara sumber Ibrani mengatakan, "Laporan yang dimuat di media Arab tidak benar. Israel belum setuju dan tidak akan setuju untuk menarik diri dari 'poros Philadelphia'," tulis laporan tersebut dikutip Khaberni, Senin (23/12/2024)
Sumber yang dikutip pernyataannya tersebut menjelaskan, Israel ngotot tetap menempatkan pasukannya di Poros Philadelphia demi menghalangi Hamas "memperkuat dan mempersenjatai kembali dirinya."
Bantahan sumber tersebut muncul sebagai respons terhadap apa yang dimuat saluran Mesir Al-Ahmar, kemarin.
Al-Ahmar dalam laporan menyatakan kalau kesepakatan Israel-Hamas tersebut mencakup penarikan tentara Israel dari sebagian besar poros Philadelphia.
"Selain itu ada kesepakatan untuk mengaktifkan kembali penyeberangan Rafah di Rafah-Mesir. Sesuai perjanjian penyeberangan tahun 2005, tanpa kehadiran Israel," bunyi laporan Al-Ahmar.
Hamas: Israel Jangan Tambah Syarat
Pejuang Palestina, Hamas, menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza semakin mungkin tercapai, asalkan Israel tidak terus-menerus mengajukan syarat tambahan.
Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan delegasi Hamas dengan pemimpin Jihad Islam dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina di Kairo.
Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan, "Kemungkinan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza lebih dekat dari sebelumnya, asalkan Israel tidak memaksakan persyaratan baru." Pernyataan ini dirilis pada hari Sabtu dan mencerminkan harapan untuk mengakhiri agresi yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Pertemuan di Kairo pada hari Jumat, 20 Desember 2023, menghasilkan komitmen untuk menghentikan agresi Israel dan mengutuk keterlibatan internasional yang dianggap memalukan.
Delegasi juga membahas penderitaan rakyat Palestina dan kejahatan yang dilakukan oleh pendudukan Israel.
Mereka berharap dapat melanjutkan komunikasi dan koordinasi terkait perkembangan agresi Israel dan negosiasi gencatan senjata.