Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Terjadinya serangan teror di bandara Brussels, Belgia, menimbulkan pertanyaan akan keamanan bandara tersebut.
Padahal, kejadian dikatakan peristiwa terjadi di hall keberangkatan, dekat konter check-in sebuah maskapai penerbangan.
Pengamanan di bandara-bandara Eropa juga terbilang ketat, terlebih pascaserangan teror di Paris dan pascakrisis pengungsi yang membanjir di Eropa.
Hal tersebut membuat sejumlah ahli bertanya-tanya, mengapa ketiga pelaku yang membawa koper berisi bom dan memegang detonatornya bisa lolos masuk bandara.
"Dua teroris masuk area bandara membawa peledak. Tak diragukan lagi, itu merupakan kecolongan besar," sebut CEO Asosiasi Keamanan Israel Pini Schiff.
Namun, diperkirakan lolosnya ketiga teroris itu dikarenakan pengaturan pemeriksaan barang yang berbeda di Eropa.
Bandara-bandara di Eropa kebanyakan hanya melakukan pengecekan barang bawaan saat sebelum masuk pesawat atau setelah check-in.
Berbeda dengan banyak bandara di Asia Tenggara, Timur Tengah, atau Afrika, di mana barang bawaan diperiksa bahkan saat calon penumpang baru masuk gedung bandara.
Itu sebabnya sejumlah ahli keamanan menyarankan agar pemerintah Eropa mempertimbangkan untuk meningkatkan keamanan bandara, terlebih dengan teknologi modern.
"Aneh jika hanya separuh bandara yang aman. Secara keseluruhan bandara harus aman, bahkan sejak Anda tiba di area parkir bandara," ucap Matthew Finn dari konsultan keamanan penerbangan independen, Augmentiq. (Reuters/Fox Business)