TRIBUNNEWS.COM, PORT MORESBY - Kekeringan parah melanda Papua Niugini sehingga membuat negeri itu kekurangan pangan. Alhasil, rakyat negeri itu mulai memburu hewan-hewan langka untuk bahan makanan.
Para aktivis konservasi negeri itu kemudian menyarankan agar warga menyantap marmut ketimbang hewan-hewan langka negeri itu.
Namun, rakyat Papua Niugini menganggap marmut sebagai hewan peliharaan dan enggan mengonsumsi daging hewan mungil tersebut.
Glenda Giles, seorang guru di kawasan pegunungan yang terpencil di negeri berpenduduk tujuh juta jiwa itu, membantu warga untuk membiakkan marmut.
Glenda mengatakan, program pembiakan marmut itu sebenarnya cukup sukses, tetapi kendalanya warga malah menyayangi hewan itu sebagai peliharaan.
"Marmut tak melompati pagar atau menggali tanah, mereka adalah hewan kecil yang lucu," ujar Glenda kepada ABC News.
"Hewan ini adalah herbivora sehingga mereka cukup diberi makan rumput, daun, atau ubi. Satu-satunya 'bahaya' adalah, warga tak mau mengonsumsi daging hewan ini karena sudah menganggapnya sebagai peliharaan," tambah Glenda.
Sementara itu, Nathan Whitmore, seorang ahli hewan dari Wildlife Conservation Society, mengatakan, memelihara dan menyantap marmut bisa mencegah warga setempat memburu hewan-hewan yang dilindungi, seperti kanguru pohon dan burung cenderawasih.(KOMPAS.com)