News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dokter Gigi ''Sadis'' Cabut Semua Gigi Pasien, dan Meninggalkannya dalam Kondisi Koma

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, INDIANA - Seorang pria asal Indiana, Amerika Serikat, Donny Grigsby, mengalami hari yang sangat menyedihkan, ketika dia datang dokter gigi.

Seperti diberitakan laman Huffington Post, Senin (12/4/2016), awalnya, Donny datang ke dokter untuk mencabut empat gigi bungsunya.

Namun yang terjadi, dokter meninggalkan dia dalam kondisi koma, berlumur darah, dan kehilangan semua giginya.

"Setelah sadar, dia hanya bisa terduduk di sana sambil menangis," kata istri Donny, Amanda kepada salurah televisi WRTV.

"Ancaman seperti ini harus segera dihentikan," tegas Amanda.

Berdasarkan keterangan Amanda, suaminya yang kini berusia 36 tahun, menjalani operasi di klinik gigi Columbus White River, selama sekitar lima jam 30 menit.

Ketika Amanda datang kembali untuk mengecek perkembangan operasi, dia terbelalak karena mendapati suaminya tak sadarkan diri dan berlumuran darah. Dia pun lalu memanggil ambulan.

Menurut Amanda, dokter mengaku harus mencabut semua gigi Donny karena dikhawatirkan, infeksi dari gigi yang rusak akan menyebar.

Saat kembali ke rumah, Donny masih harus menggunakan tabung oksigen menyusul gumpalan darah yang masih terus keluar pascaoperasi.

"Saya sangat malu, karena saya enggak punya gigi sekarang. Saya terbangun tanpa baju, dan saya ketakutan," kata Donny.

"Saya hanya ingin gigi-gigi saya kembali," kata dia lagi.

Menanggapi kasus ini, dalam pernyataan tertulisnya, manajemen klinik gigi tempat Donny dirawat berkilah, tak bisa membeberkan rahasia pasien karena akan melanggar hukum.

Mereka hanya menyebutkan bahwa untuk setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien, pasti telah didahului dengan diagnosa.

Pasien pun harus menandatangani persetujuan tindakan sebelum petugas medis melakukan operasi.

"Saya, dan juga seluruh staf lainnya sudah terbiasa menghadapi beragam situasi, untuk memastikan hak pasien terpenuhi dan perlindungan hukum berjalan," kata dokter Aaron Strickland dalam pernyataan tertulisnya.

"Persetujuan pasien menjadi prioritas sebelum sebuah tindakan diambil, hal itu memastikan bahwa pasien mengerti tindakan apa yang akan dia jalani," kata Aaron.

Kendati demikian, Donny dan Amanda tetap berencana untuk mengajukan tuntutan malpraktik kepada klinik tersebut.(Glori K. Wadrianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini