"Surat itu ternyata dikirim oleh Taliban," kata Ahmadi.
"Di dalam surat itu, Taliban menanyakan kenapa anak saya tidak mempelajari Al Quran di sekolah Islam, dan mengapa tetap mendukung minat Murtaza bermain sepak bola?" kata Ahmadi.
"Karena takut dengan ancaman itu, saya lalu menjual segala harta benda saya, dan membawa keluarga ini keluar dari Afganistan, demi menyelamatkan hidup Murtaza dan anggota keluarga yang lain," sambung Ahmadi lagi.
Keluarga Ahmadi lalu melakukan perjalanan ke ibu kota Pakistan, Islamabad.
Namun, mereka tak bisa bertahan lama di kota itu karena tingginya biaya hidup.
Mereka lalu memutuskan pindah ke Quetta.
Sejauh ini, pihak Taliban belum memberikan komentar terkait kejadian tersebut.
KOMPAS.com