TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA - Juara tinju Muhammad Ali meninggal dunia pada Jumat (4/6/2016) malam di usia 74 tahun akibat komplikasi penyakit Parkinson.
Sekian tokoh yang dijadwalkan menyampaikan pidato penghormatan dalam upacara pemakaman adalah mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, demikian dilansir VOA, Minggu (5/6/2016).
Dalam konferensi pers kemarin, perwakilan keluarga Ali mengumumkan upacara pemakaman akan diadakan pada Jumat di Louisville, Kentucky, kota kelahiran laki-laki yang sangat dipuja para penggemarnya sebagai "Champ" atau sang juara dan "The Greatest" atau terhebat.
Selain Bill Clinton, pelawak Billy Crystal dan penyiar televisi Bryant Gumbel juga dijadwalkan akan menyampaikan pidato eulogi.
Juru bicara Ali mengatakan almarhum adalah warga dunia dan ia ingin orang-orang dari semua lapisan masyarakat dapat hadir.
Upacara itu akan diselenggarakan di arena olahraga Louisville (KFC Yum! Center) dengan kapasitas tempat duduk 22 ribu orang. Upacara ini terbuka untuk umum dan akan ditayangkan langsung di internet.
Para penggemar olahraga dan pengagum Ali mengenang dan berduka atas kehilangan pahlawan mereka hari Sabtu, beberapa jam setelah diumumkan mantan juara tinju dunia itu meninggal dunia.
Bendera-bendera diturunkan setengah tiang pada Sabtu dan upacara peringatan diadakan di Louisville, Kentucky, tempat Ali - sebelumnya dikenal sebagai Cassius Marcellus Clay - dibesarkan dan belajar tinju serta merebut medali emas Olimpiade 1960.
Beberapa tahun kemudian, setelah merebut gelar juara dunia kelas berat untuk pertama kalinya sebagai petinju profesional, Clay mengumumkan telah memeluk agama Islam, menanggalkan "nama budak" nenek moyangnya dan menjadi Muhammad Ali.
Di New York City, upacara penghormatan diadakan di komunitas kota Harlem, dan para penggemar memberi penghormatan dengan berkumpul di luar gedung olahraga terkenal, Madison Square Garden. Legenda atlet tinju Amerika ini melampaui ketenarannya dalam olahraga,
Ali dicintai dan juga kontroversial. Ia sangat mendominasi olahraga tinju profesional dan majalah Sports Illustrated menjulukinya Olahragawan Terbaik Abad ke-20.
Ali dikenal dengan lagak yang besar, semangat, gaya blak-blakan, ia menjuluki dirinya sendiri "The Greatest," atau terhebat, dan menjelaskan gaya tinju adalah "melayang seperti kupu-kupu, menyengat seperti lebah."
Lepas dari dunia olahraga, Ali menjadi pusat kontroversi selama tiga tahun setelah mengubah nama dan memeluk agama Islam, menolak wajib militer dengan alasan keyakinan agamanya dan penentangannya terhadap Perang Vietnam.
Karena menghindari wajib militer, Ali didakwa dan dihukum, dilucuti gelar tinjunya dan dilarang bertanding.
Keputusan ini membuat Ali tidak dapat masuk ke gelanggang tinju selama lebih dari tiga tahun – pada masa puncak karirnya – sampai Mahkamah Agung membatalkan vonis tersebut pada tahun 1970. (VOA Indonesia)