News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Simpatisan ISIS Jadi Dalang Penikaman Polisi Perancis dan Istrinya

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Kepala Kepolisian Kota Les Mureaux Jean-Baptiste Salvaing dan istrinya Jessica Schneider, yang menjadi korban penikaman seorang simpatisan ISIS. (The Hindu/AFP PHOTO / POLICE)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Simpatisan ISIS dinyatakan menjadi dalang penikaman seorang perwira polisi Perancis dan istrinya pada Selasa (14/6/2016).

Insiden itu terjadi di Kota Les Mureaux, Perancis, tepatnya di kediaman Wakil Kepala Kepolisian Kota Les Mureaux, Jean-Baptiste Salvaing.

Salvaing ditemukan tergeletak tak bernyawa di depan rumahnya, sedangkan jasad istrinya ditemukan di dalam rumah.

Seorang bocah berusia tiga tahun yang merupakan putra dari pasangan itu lolos dari serangan.

Pelakunya diketahui sempat bersembunyi di dalam rumah korban, lalu menikam sang perwira polisi berulang kali pada bagian perutnya.

Pelaku kemudian ditembak mati anggota kepolisian setelah negosiasi untuk menyerahkan diri berakhir gagal.

Si pelaku diidentifikasi sebagai seorang warga Perancis bernama Larossi Abballa berusia 25 tahun.

Pria asli Maroko itu telah bersumpah untuk ikut ISIS dan pernah dipenjara pada 2013 karena membantu militan teror pergi ke Pakistan.

Menurut pengakuannya kepada polisi, perbuatannya itu atas motif melakukan perintah dari bos ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi untuk "membunuh kafir".

"Pelaku mengaku muslim dan menjalani ibadah Ramadan. Tiga minggu lalu, ia telah bersumpah untuk mengikut Abu Bakr Al-Baghdadi," kata jaksa Paris, Francois Molins.

Aksi penikaman itu dikecam Presiden Perancis Francois Hollande yang menyebutnya sebagai "aksi teror".

Insiden ini dikatakan telah meningkatkan ancaman terhadap keamanan di kala gelaran Euro 2016.

Bahkan, Abbala pernah mengunggah video di media sosialnya dan mengatakan bahwa gelaran kompetisi sepakbola itu akan menjadi ajang yang mematikan. (Reuters/The Hindu)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini