TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Sejumlah media Filipina menduga bahwa penyandera tujuh ABK WNI pada Senin (20/6/2016) lalu adalah kelompok Abu Sayyaf.
Media-media Filipina, seperti Inquirer dan Manila Times, menyebutkan bahwa kemungkinan kelompok yang berbasis di Filipina itu yang menjadi pelakunya.
Diberitakan bahwa kabar soal penyanderaan itu diketahui setelah kapten kapal TB Charles menelepon istrinya.
Dalam sambungan telepon itu, si penelepon mengaku telah diculik di perairan Filipina oleh kelompok bersenjata yang mengaku Abu Sayyaf.
Kapten kapal itu lalu mengatakan pelaku penyanderaan meminta uang tebusan sebesar 20 juta ringgit Malaysia agar dibebaskan.
Dikatakan pula para sandera dibagi menjadi dua kelompok oleh pelaku penculiknya.
Informasi yang didapat oleh media Filipina soal penyanderaan itu dikatakan didapat dari seorang diplomat Filipina.
Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, telah mengonfirmasi bahwa tujuh WNI di Laut Sulu, Filipina, disandera oleh kelompok bersenjata.
Pnyanderaan pada Senin (20/6/2016) itu menimpa kapal TB Charles dan TK Roby.
Dua kapal milik PT PP Rusianto Bersaudara itu diketahui membawa 13 anak buah kapal (ABK), yang tujuh di antaranya menjadi korban penyanderaan. (Manila Times/Inquirer)