TRIBUNNEWS.COM, NICE - Pelaku teror di Nice, Perancis, saat berlangsungnya perayaan Bastille Day, Kamis (14/7), yaitu Mohamed Lahouaiej Bouhlel, seorang pria keturunan Tunisia berusia 31 tahun.
Pria tersebut memiliki catatan kekerasan dan penggunaan senjata. Akan tetapi, pihak otoritas tidak mempunyai informasi yang mengaitkan dirinya dengan terorisme.
Media Inggris, Daily Express, Jumat (15/7/2016), menyebut identitas pelaku teror yang membunuh puluhan orang dengan menabrakkan truk ke kerumuman warga di Nice.
Pria berusia 31 tahun itu adalah migran kelahiran Tunisia, tetapi telah memperoleh status sebagai warga negara Prancis.
Bouhlel adalah seorang ayah. Detail tentang identitasnya diketahui dari berkas-berkas yang ditemukan di dalam lori yang digunakannya untuk menabrak mati puluhan orang itu.
Truk itu dikemudikan sejauh sekitar dua kilometer dengan menabrak orang-orang yang berkumpul untuk merayakan Hari Bastille di Promenade de Anglais.
Media setempat melaporkan truk tersebut bergerak dengan zig-zag pada kecepatan 50 kilometer per jam sebelum berhenti di sebuah daerah di mana hotel-hotel mewah berada. Pengemudi ini ditembak mati dalam baku tembak dengan kepolisian.
Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve menyatakan banyak korban adalah anak-anak dan 18 orang yang cedera berada dalam kondisi kritis. Ia menyatakan pihak otoritas sedang menyelidiki ada tidaknya orang lain yang membantu pria ini dalam aksinya. (NHK/CNN/Daily Express)