TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tidak bisa menyembunyikan kesedihannya saat memberi sambutan di pemakaman seorang korban yang tewas dalam upaya kudeta di Turki yang terjadi Sabtu (16/7/2016).
Erdogan menangis dalam prosesi pemakaman Erol Olcak dan putranya yang berusia 16 tahun. Keduanya tewas di Jembatan Bosphorous, saat memprotes upaya kudeta yang dilakukan sekelompok militer Turki.
"Erol merupakan seorang kawan lama saya," ujar Erdogan, yang disertai isak tangis, dikutip dari AFP, Minggu (17/7/2016).
"Saya tidak bisa berbicara lebih jauh. Ini duka untuk negeri kita," ucapnya.
Setelah menahan tangis selama beberapa saat, Erdogan kembali melanjutkan pesan terakhirnya untuk Olcak. "Semoga Tuhan mengampuni kesalahan-kesalahanmu," ucapnya.
Erol Olcak merupakan rekan Erdogan di Partai Keadilan dan Pembangunan, yang mengantar Erdogan berkuasa di Turki.
AFP juga menyebut bahwa Olcak dianggap media Turki sebagai salah satu "tokoh intelektual" dalam kampanye presiden Erdogan pada 2014.
Sebelum menghadiri pemakaman Olcak, Erdogan sempat menghadiri prosesi pemakaman korban upaya kudeta lain di Masjid Fatih.
Upacara pemakaman Olcak dihadiri juga oleh mantan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu.
Sejauh ini, tercatat 261 korban tewas dalam upaya kudeta tersebut, termasuk tentara dan warga sipil. Militer Turki juga mengatakan bahwa 104 pelaku kudeta tewas.
Adapun 1.440 orang terluka akibat aksi militer di Istanbul dan ibu kota Turki, Ankara.
Pemerintah pimpinan Erdogan menuding ulama Turki yang kini mencari suaka di Amerika Serikat, Fethullah Gulen (75) sebagai dalang upaya kudeta.
Gulen dahulu merupakan sekutu dekat Erdogan. Namun, keduanya berbeda pandangan dalam beberapa tahun terakhir setelah Gulen dicurigai ingin mendongkel kekuasaan Erdogan. AFP/Kompas.com