TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Pria pelaku penabrakan truk terhadap kerumunan orang di kota Nice yang menewaskan 84 orang, mengirimkan pesan singkat telepon terkait pasokan senjata api.
Sumber yang dekat dengan para penyidik itu, Minggu (17/7/2016), menambahkan, petugas masih menyelidiki penerima pesan pendek dari Mohamed Lahouaiej-Bouhlel (31), sang tersangka.
"Dalam pesan itu, pelaku menunjukkan kepuasannya telah berhasil mendapatkan sepucuk pistol kaliber 7,65 mm dan mendiskusikan soal pasokan senjata," kata sumber itu.
Pelaku, yang ditembak mati polisi setelah melakukan aksi mautnya itu, bahkan mengambil "selfie" saat tengah mengemudikan truknya lalu mengirimkan foto-foto itu,
Kini polisi tengah menyelidiki 200 nama penerima SMS dan foto "selfie" sang sopir truk maut itu untuk mengetahui motif di balik aksi mematikan tersebut.
Sejauh ini, polisi sudah menahan enam orang yang diduga memiliki kaitan dengan aksi maut paling besar di Perancis sejak Januari 2015 tersebut.
Di antara keenam orang itu terdapat seorang pria Albania berusia 38 tahun yang ditahan pada Minggu pagi. Dia dicurigai memasok pistol yang digunakan pelaku untuk menembaki polisi yang mencoba menghalangi aksinya.
Polisi kemudian menemukan pistol tersebut di dalam truk bersama dengan dua replika senapan serbu dan sebuah granat palsu.
Polisi juga sempat memeriksa mantan istri Lahouaiej-Bouhlel selama dua hari sebelum dibebaskan pada Minggu kemarin.(Ervan Hardoko)