TRIBUNNEWS.COM, ZAMBOANGA -- Empat militan Abu Sayyaf tewas dalam pertemuan dengan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), seperti dilaporkan The Philippine Star, Rabu (10/8/2016).
MNLF dilaporkan sedang dalam perjuangan untuk menjamin pembebasan tujuh pelaut Indonesia, dan pertempuran itu terjadi di Sulu pada Selasa (9/8/2016) pagi.
Pihak MNLF mengatakan, di antara korban yang tewas itu diduga salah satu pemimpin Abu Sayyaf yakni Jennor Lahab alias Kumander Jim Naga, anaknya dan dua orang lain.
Korban yang tewas itu adalah pengikut dari pemimpin Abu Sayyaf, Alhabshy Misaya.
Militer mengatakan MNLF menyita beberapa senjata api setelah baku tembak yang terjadi di Barangay Tanjung, kota Kalinggalang Caluang.
Mayor Filemon Tan Jr, juru bicara Komando Militer Mindanao Barat, mengatakan, para pejuang MNLF dipimpin oleh Taib Sahibad, Alih Kipli, dan Abraham Joel.
Tan mengatakan, Lahab terlibat dalam penculikan 10 pelaut Indonesia pada 26 Maret. Korban dibebaskan dua minggu kemudian.
Menurut Tan, pertemuan itu merupakan hasil dari upaya berkelanjutan dari MNLF untuk membantu membebaskan tujuh pelaut Indonesia, yang diculik Abu Sayyaf Juni lalu.
Kelompok MNFL ini juga yang turut membantu membebaskan 10 pelaut Indonesia pada April dan empat sandera lainnya beberapa waktu kemudian.
Abu Sayyaf masih menawan lima pelaut Malaysia, empat warga Filipina, tiga warga Timor dan dua warga Barat di Sulu.
Tan mengatakan, operasi MNLF melawan kelompok bandit Abu Sayyaf tidak disetujui Angkatan Bersenjata Filipina.
Namun, kata Tan, militer menyambut baik bantuan untuk pemeliharaan perdamaian dan ketertiban di provinsi di Filipina selatan itu.