TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Calon presiden Amerika Serikat Hillary Clinton didiagnosa menderita pneumonia setelah nyaris pingsan saat upacara peringatan 15 tahun serangan teroris 11 September 2011 di New York.
Mantan Menteri Luar Negeri AS itu sempat terlihat hilang keseimbangan saat mengheningkan cipta dalam upacara yang berlangsung Minggu (11/9/2016).
Seorang ajudan kemudian menuntun Clinton untuk menjauh dari lokasi Ground Zero, kompleks World Trade Center (WTC), New York, Amerika Serikat.
Ia kemudian dibawa putrinya Chelsea Clinton ke sebuah apartemen di daerah Manhattan, New York, dan sempat jatuh saat menunggu mobilnya.
Dokter yang memeriksanya mendiagnosis Hillary mengalami dehidrasi dan pneumonia.
"Saya baru saja memeriksanya, (Clinton) sudah diberi asupan cairan dan akan segera pulih," kata Dr Lisa Bardack, dokter yang memeriksanya.
"Ia diberi antibiotik dan disarankan untuk beristirahat serta mengatur kembali jadwal kampanyenya," tambahnya.
Kondisi kesehatan calon presiden perwakilan Partai Demokrat itu kemudian menimbulkan pertanyaan dan spekulasi terhadap kelanjutan pencalonannya.
Petinggi Demokrat dikabarkan akan melakukan pertemuan untuk mempertimbangkan pengganti Clinton setelah kondisinya jatuh seperti itu.
Sejak buruknya kondisi kesehatan Clinton itu terlihat, muncul spekulasi bahwa akan ada calon presiden pengganti Hillary untuk Demokrat.
Sejumlah nama seperti Bernie Sanders, lawan Clinton di ajang pencalonan presiden untuk Demokrat, dan Nancy Pelosi ketua DPR AS pun mencuat.
Namun, spekulasi-spekulasi itu langsung diredam Demokrat dan tim pendukung Clinton.
"Clinton sudah merasa baikan dan siap keluar lagi untuk berkampanye dan menuju kemenangan," kata Kepala Komite Nasional Demokrat Donna Brazile. (New York Post/Daily Express)