TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA - Ledakan di 23rd Street dan Sixth Avenue, kawasan Chelsea, New York, Sabtu (17/9/2016) pukul 08.30 malam sudah direncanakan, ujar Departemen Kepolisian New York.
Ini berbeda dengan pernyataan Wali Kota New York Bill de Blasio. Ia mengklaim ledakan tersebut tak terkait aksi terorisme berupa peledakan bom pipa beberapa jam sebelumnya di New Jersey.
Baca: Bom Meledak di Chelsea, 25 Orang Terluka
"Tak ada bukti ledakan ini terkait jaringan teror. Terlalu dini menyimpulkan kejadian di New York terhubung dengan ledakan di New Jersey," ujar De Blasio saat konferensi pers usai ledakan.
Serpihan tempat sampah yang hancur karena ledakan di kawasan Chelsea, Manhattam, Sabtu (17/9/2016) malam. Beredar kabar ledakan tersebut berasal dari bom. TWITTER CHRIS DUFFY
De Blasio menyadari ledakan tersebut memang diarahkan untuk melukai banyak orang di lokasi yang dikenal banyak memiliki hiburan malam. Setidaknya 29 orang terluka akibat ledakan tersebut.
Hasil investigasi sementara kepolisian menemukan sebuah benda mencurigakan yang dipakai pelaku. Benda serupa pernah dipakai pelaku bom Boston pada 2013 silam.
Tak sedikit saksi mata di lokasi kejadian syok setelah mendengar dan melihat langsung ledakan.
"Saya sedang makan di restoran Mira dengan keluarga. Kita mendengar suara ledakan kuat dan seluruh pengunjung restoran kaget," ujar Emily Brookstein (30) kepada Daily Mail.
Simitrio Ramirez (53) yang tinggal tak jauh dari ledakan mengaku sedang berada di dalam apartemennya. Ia merasakan tempat tinggalnya bergoyang saat ledakan.
"Sedang ada konstruksi di sana. Saya pikir sesuatu yang luar biasa terjadi," Ramirez berucap kepada Daily Mail.
Petugas pemadam kebakaran Kota New York melansir, dari 29 korban terluka akibat ledakan, ada seorang di antaranya bocah laki-laki berusia delapan tahun. Tapi lukanya tak membahayakan nyawanya.