Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Pendiri serta pimpinan Moro National Liberation Front (MNLF) Nur Misuari dijadwalkan bertemu pekan depan.
Pertemuan dilakukan sebagai bentuk upaya pemerintah melakukan usaha damai dengan pemberontak.
"Dipimpin Misuari akan dilakukan di Jolo minggu depan dan kami akan mulai berbicara upaya damai," kata Duterte dalam sebuah pidato di Kongres Nasional pisang 2016 di Davao City, Jumat (7/10/2016).
Presiden Duterte tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait jadwal pertemuannya tersebut.
Dia juga sebelumnya mengatakan memilih berbicara dengan Misuari daripada membuang-buang uang pemerintah untuk terus melakukan pertempuran dengan pemberontak.
Namun, telah beredar surat perintah penangkapan terhadap Misuari atas tuduhan pemberontakan.
Atas hal itu masih belum diperoleh konfirmasi lebih lanjut terkait kebenaran beredarnya surat perintah penangkapan pimpinan Moro tersebut.
MNLF pertama muncul pada awal tahun 1970-an untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Moro yang didirikan Nur Misuari.
Pada 1976, kelompok tersebut menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Manila.
Namun kesepakatan tersebut tak bertahan.
Perjanjian lain yang ditandatangani pada 1996 memberikan status daerah otonomi untuk kawasan yang banyak dihuni penganut Islam dengan nama Daerah Otonomi Mindanao Muslim, ARMM.
Daerah otonomi itu terdiri dari pulau utama Maguindanao dan Lanao del Sur, serta provinsi kepulauan Sulu, Tawi-Tawi, dan Basilan.
Sebagai bagian dari kesepakatan, pendiri dan ketua MNLF, Nur Misuari, ditunjuk sebagai gubernur.