Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Rusia meningkatkan kesiagaannya guna menghadapi kemungkinan masuknya para petempur militan ISIS ke Suriah dari Irak secara besar-besaran.
Kekhawatiran Rusia dipicu serangan pasukan pemerintah Irak dan Kurdi yang kini berlangsung di Kota Mosul di Irak yang bisa mengundang petempur ISIS.
Kantor Kepresidenan Rusia menyatakan bahwa Presiden Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan dewan keamanan nasional, Jumat (21/10/2016).
Dikatakan bahwa para pejabat menyampaikan kekhawatiran bahwa memanasnya pertempuran di Mosul dapat meningkatkan pengungsi yang keluar dari wilayah konflik.
Para pengamat mengatakan Rusia khawatir beban di wilayah tersebut semakin meningkat karena pihaknya terus membantu pasukan pemerintah Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad dalam pertempuran melawan pemberontak Islamis.
Sementara itu Perdana Menteri Irak Haider Al Abad, Kamis (20/10/2016) di Paris mengungkapkan, di bawah dukungan komunitas internasional, pertempuran di Mosul berkembang lebih cepat dari yang direncanakan.
Kemarin, Menteri Luar Negeri Perancis dan Menteri Luar Negeri Irak mengadakan konferensi tingkat tinggi di Paris untuk merundingkan percepatan pemulihan stabilitas setelah merebut kembali Mosul.
Sekitar 20 negara dan organisasi termasuk AS, Perancis, Jerman, Turki, PBB, Uni Eropa, dan Liga Arab menghadiri konferensi tersebut.
Tapi, Iran dan Rusia tidak diundang.
Haider al-Abad menghadiri konferensi melalui video di Bagdad, Irak.
Ia menekankan, pertempuran di Mosul bertujuan untuk membela wilayah Irak. (NHK/CRI)