Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ada satu hal dalam acara perjodohan yang telah dilakukan 24 kali oleh seorang pemilik restoran soba (bakmi Jepang) di Tokyo baru-baru ini.
Baru saja pacaran, eh, ditinggal pacarnya ke Amerika Serikat (AS) dalam tugas, tapi akhirnya berjanji menikah tahun depan.
"Ada satu hal menarik Februari 2016 saat saya mengadakan perjodohan sobakon. Sepasang orang yang telah pacaran, tak lama kemudian perusahaan yang lelaki menugaskan ke AS selama lima tahun. Bingung mereka, akhirnya minta nasehat saya. Lalu disetujui dan mereka berjanji, setahun kemudian atau tahun depan akan menikah walaupun kini harus berpisah satu di Jepang dan satu yang lelaki harus ke AS," ujar Masako Matsui (65) pemilik restoran soba di Tokyo yang kini sedang populer acara yang dibuatnya, khusus kepada Tribunnews.com siang ini, Senin (7/11/2016).
Acara perjodohan (konkatsu) di tempat restoran soba (sobakon) ini menjadi populer karena diramu dengan sangat baik, tanpa alkohol.
"Kalau ada alkohol malah berantakan. Yang lelaki berani karena pengaruh alkohol dan itu tidak baik. Makanya kita kini menyelenggarakan dengan minuman ringan seperti jus, teh, cocacola serta soba maupun makanan lain," katanya.
Awalnya kata pengantar dari Matsui. Lalu saling memperkenalkan diri, acara makan juga saling kenalan satu sama lain bergantian, acara bebas dan akhirnya diumumkan pasangan yang telah tercapai saat acara sobakon tersebut.
"Ada memang satu wanita jadi incaran banyak pria. Dalam hal tersebut ya diserahkan kepada wanita, dan dari daftar lelaki yang dia senangi kita memperolehnya, lalu diumumkan lelaki siapa yang beruntung menjadi pasangan jodohnya. Lelaki yang lain kalau tak dapat ya apa boleh buat memang belum jodoh mungkin. Itulah sebabnya, setiap orang diberikan pilihan dua orang calon pasangan. Kalau yang satu tak cocok, tak jodoh, lepas, masih ada kesemptan satu orang lagi."
Jumlah pasangan sejak awal dibuat acara perjodohan ini dibuat sejak November 2011, kini sudah tercipta 80 pasangan sedikitnya.
"Yang sudah menikah yang saya ketahui sekitar 10 pasangan menikah. Hal itu kalau mereka lapor ke saya, karena tugas saya menjodohkan saja tidak sampai ke urusan perkawinan, itu keputusan masing-masing orang," ujarnya.
Lalu bagaimana kalau ada laki-laki yang iseng hanya ingin main seks saja kepada wanita dalam acara perjodohan ini?
"Setahu saya semua baik-baik saja selama ini. Kalau ada masalah biasanya semua lapor ke saya dan saya memberikan nasehat sana-sini. Semua serius melakukan pacaran, tak ada yang main-main karena sebelumnya saat mendaftar juga telah saya nasehati dan ketahui data masing-masing. Tetapi selanjutnya apakah menjadi perkawinan atau tidak, sudah bukan lagi tugas saya, diserahkan ke pribadi masing-masing. Syukur-syukur kalau akhirnya menikah, bahagia sekali saya," ujarnya.
Matsui yang mantan Bus Guide selama setahun setelah lulus SMA menikahi seorang lelaki yang memiliki restoran soba.
Suaminya juga anak tukang soba sehingga mewarisi pekerjaannya sebagai pemilik restoran soba di Tokyo dibantu anak keduanya lelaki.
Anak pertamanya kerja di perusahaan lain tinggal di perfektur Saitama saat ini.
Bagaimana kalau acara perjosohan ini dilakukan di Bali, Indonesia?
"Wah kok acara saya jadi semakin besar ya, tetapi menarik juga ide ini," jawabnya sambil tertawa mengaku belum pernah ke Indonesia, "Tapi jadi pikiran juga saya nih untuk ke Bali mungkin," katanya.