TRIBUNNEWS.COM, PARIS -- Museum erotis di Paris, Perancis tutup, dan melelang hampir separuh koleksinya, Minggu (6/11/2016).
Hasil yang diperoleh dari penjualan karya-karya "syur" itu mencapai jutaan dollar AS.
Mengejutkan, sebab nilai penjualan tersebut tiga kali dari estimasi angka penjualan awal yang ditaksi pihak penyelenggara lelang.
Museum ini terpaksa ditutup karena pemilik gedung tak berniat melanjutkan sewa.
Sementara, pengelola museum kesulitan untuk mencari tempat baru yang mampu menampung seluruh koleksi yang ada.
Pemilik museum Jo Khalifa dan Alain Plumey, seorang mantan bintang porno, mendirikan museum ini sekitar 18 tahun silam.
Dia menyebutkan, penutupan pun terjadi karena jumlah wisatawan yang mengunjungi tempat ini anjlok dalam beberapa waktu terakhir. Sementara, harga sewa pun terus membengkak.
"Kami tak mendapatkan dukungan baik dari pemerintah kota maupun negara," ungkap Khalifa seperti dikutip AFP.
"Lagi pula kami memang tak bisa membayangkan, bagaimana mungkin polisi akan mendukung kami," sambung dia.
Sebagian besar dari 2.000 buah koleksi museum, termasuk koleksi tertua, sebuah prasasti marmer abad ke-18 tentang Dewa Hindu Wisnu di sebuah kuil tantra India, dilepas dalam lelang ini.
Lelang juga menjual sejumlah gambar dan foto dari akhir abad ke-19, tentang Paris di masa periode bersejarah "Belle Epoque".
Kala itu, Paris dikenal sebagai kota yang menawarkan "sejuta kenikmatan".
Ada pula sebuah barang yang diambil pusat pelacuran di Perancis yang ditutup setelah Perang Dunia ke-2 selesai.
Salah satu yang menjadi perhatian utama dalam lelang yang dipegang oleh juru lelang dari Paris auctioneers Cornette de Saint Cyr, adalah patung modern terbuat dari besi.