TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kemenangan Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat membuat limbung pasar saham di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Pergerakan pasar modal mengalami kepanikan usai mengetahui kandidat Partai Republik ini memenangi pemilihan presiden (Pilpres) dari kandidat Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia ditutup di zona merah, melemah 56,36 poin atau 1,03 persen ke level 5.414,321. Padahal, sebelumnya Indeks dibuka di teritori positif di level 5.478,03, dan bergerak pada kisaran 5.345,12-5.491,70.
Berdasarkan pantauan di RTI Bussiness, dari 538 saham yang diperdagangkan, sebanyak 100 saham menguat, 220 saham melemah, 81 saham stagnan, dan sisanya tidak diperdagangkan. Dari 10 Indeks sektoral di Bursa, hanya sektor perdagangan yang menguat 0,5 persen. Sedangkan sisanya melemah dengan tekanan terbesar dari sektor infrastruktur yang koreksi 2,2 persen, dan sektor keuangan yang turun 1,5 persen.
Kepanikan investor dalam negeri mulai terasa saat hasil pemilihan presiden Uwak Sam bergulir. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks terjun 2,056% menjadi 5.358,197.
Investor asing ramai-ramai melepas kepemilikan sahamnya hari ini. Di seluruh market, nilai penjualan bersih (net sell) asing mencapai Rp 243 miliar. Sedangkan di pasar reguler, nilai net sell asing mencapai Rp 213,7 miliar.
Sementara itu, ada 235 saham yang membebani langkah indeks. Sedangkan jumlah saham yang naik sebanyak 56 saham dan 68 saham lainnya diam di tempat.
Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang berhasil mencatatkan kenaikan. Tiga sektor dengan penurunan terbesar di antaranya: sektor perdagangan turun 1,15%, sektor agrikultur turun 1,53%, dan sektor industri dasar turun 1,92%.
Di posisi top losers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 6,13% menjadi Rp 1.530, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 5,56% menjadi Rp 680, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 5,24% menjadi Rp 5.425.
Saham-saham yang berada di jajaran top gainers indeks LQ 45 antara lain: PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik 0,91% menjadi Rp 16.650 dan PT PP Tbk (PTPP) naik 0,74% menjadi Rp 4.070.
Penurunan IHSG sesi I ini sejalan dengan kondisi yang terjadi di kawasan regional. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.30 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific anjlok 1,7% menjadi 135,58. Padahal, pada transaksi sebelumnya, indeks acuan di kawasan regional ini sempat naik 0,8%.
Sementara itu, indeks Topix Jepang merosot hingga 4,7% setelah yen diperdagangkan di kisaran 101,56 per dollar AS. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 3,3%, indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru turun 3,5%. dan indeks S&P/ASX 200 Australia anjlok 3,4%.
Indeks acuan Singapura Straits Times Index juga turun 2%. Sedangkan indeks Taeix Taiwan merosot 2,7%. Indeks Hang Seng Hong Kong pun terkulai dengan penurunan 3,4%. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite China turun 1,3%.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, sebenarnya Wall Street lebih condong ke Partai Republik, namun ada keraguan dari sejumlah pelaku ekonomi negeri Paman Sam bahwa Trump tidak dapat menjalankan tata kelola ekonomi dengan baik.