TRIBUNNEWS.COM, NSANJE -- Eric Aniva, pria yang dituduh telah melakukan hubungan seks dengan 100 perempuan dan anak-anak, Selasa (22/11/2016) dijatuhi hukuman dua tahun penjara.
Pengadilan Malawi menyatakan tindakan Eric sebagai perbuatan yang berbahaya, terlebih lelaki itu diketahui mengidap virus HIV.
"Saya memutuskan hukuman 24 bulan penjara," ungkap Hakim Innocent Nebi kepada Eric di dalam ruang pengadilan di wilayah terpencil di selatan Distrik Nsanje, Malawi.
Pada Jumat lalu, Eric sudah dinyatakan bersalah untuk dua dakwaan dalan sebuah sidang satu hari.
Menanggapi vonis ini, Aniva, kepada AFP, tetap merasa dirinya tak bersalah. "Saya kecewa karena saya pikir saya akan mendapatkan penangguhan penahanan," kata dia.
Sebelumnya, Eric yang mendapat julukan 'sang hyena' mengaku melakukan hubungan seks itu sebagai bagian dari sebuah ritual "pembersihan" tradisional.
Untuk setiap ritual yang dilakukan ini, dia mendapatkan bayaran 4 dollar AS-7 dollar AS atau Rp 62.000 hingga Rp 91.000.
Lelaki 45 tahun ini pun ini diseret ke pengadilan setelah secara terbuka mengakui peranannya sebagai seorang "hyena", dalam sebuah film dokumenter buatan BBC.
Film dokumenter ini kemudian memicu aksi protes rakyat di Malawi yang membuat Presiden Peter Mutharika memerintahkan polisi menangkap Eric pada Juli lalu.
Dalam kasus yang untuk kali pertama disidangkan di Malawi ini, pengadilan memutuskan Eric bersalah. Sidang di Distrik Nsanje itu disesaki pengunjung.
"Sangat jelas bahwa negara sudah sangat yakin bahwa terdakwa melakukan sebuah praktik yang berbahaya," kata hakim Nebi, saat membacakan putusannya pada Jumat lalu.
"Saya memutuskan Anda bersalah dan menjatuhkan hukuman yang sepantasnya," lanjut hakim.
Sidang pembacaan hukuman akan digelar pada 22 November mendatang, dan Eric terancam hukuman maksimal lima tahun penjara.
Namun, jaksa penuntut Chiyembekezo Banda menginginkan hukuman penjara yang lebih lama karena Eric dianggap bertanggung jawab atas penyebaran HIV.
Hal itu terlebih lagi mengingat Malawi adalah salah satu negara yang paling banyak dihuni penderita HIV, dengan 27.000 orang meninggal dunia akibat penyakit terkait AIDS, dan sebanyak sembilan persen populasi warga dewasanya terjangkit HIV.
Sementara itu, kuasa hukum Eric, Michael Goba Chipeta, meminta agar pengadilan tidak menghukum kliennya.
Chipeta meminta Eric tak dijadikan korban dan mengatakan, publisitas mengenai dirinya sudah merupakan sebuah hukuman.
"Saya tak khawatir akan dihukum. Saya kira saya akan diberi hukuman percobaan," kata Eric saat digiring polisi menuju ke sel.
Istri kedua Eric, Sophia, hadir dalam sidang itu. Dia terlihat menangis dan menolak bicara kepada pers yang mendatanginya.
Eric diduga telah meniduri sedikitnya 104 orang perempuan, yang paling muda berusia 12 tahun, dalam sebuah ritual yang berlangsung selama tiga hari.
Di wilayah selatan Malawi, masyarakatnya masih menjalankan budaya yang meminta seorang pria yang dijuluki "hyena" melakukan hubungan seks untuk mengusir roh jahat dan mencegah datangnya kematian.
Biasanya, seorang "hyena" juga diminta sebuah keluarga untuk melakukan hubungan seks dengan anak perempuan, setelah haid pertama mereka, sebagai pertanda para gadis itu telah menjadi seorang wanita.
Ritual yang sudah semakin ditinggalkan warga Malawi itu, dulunya diyakini bermanfaat untuk melatih para gadis menjadi istri yang baik serta melindungi mereka dari penyakit dan kesialan.