Ada juga sofa, bahkan lengkap dengan keranjang buah.
Tak pelak, tepi trotoar itu berubah menjadi bak hotel berbintang!
Lihat videonya :
Yang mengejutkan, Ceola sudah tinggal di sana sejak 6 bulan lalu.
Ia menyebut 'rumah'-nya itu sebagai Paradise Lane, atau 'Jalur Surga'.
Menurut Ceola, ia membangun istananya itu untuk menolak nasib menjadi miskin.
"Saya menolak bahwa tunawisma harus tidur di rumah yang terbuat dari kardus," kata Ceola.
Dia pun kerap menyewakan tempat tinggal itu untuk tunawisma lain.
Ongkosnya? 25 dolar AS atau Rp 338 ribu per minggunya.
Sayang, justru setelah kisahnya menjadi viral, Ceola harus kehilangan surganya itu.
Pemerintah setempat membongkarnya, dengan alasan hal itu sangat membahayakan dan melanggar aturan. (surya malang/aji bramastra)