TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jakarta International Islamic Conference (JAIIC) yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta sukses menelurkan Prakarsa Jakarta.
Prakarsa Jakarta sendiri dibacakan Guru Besar Studi Islam dan Hubungan Kristiani-Muslim AS, Yahyah Michot, Kamis (1/12/2016).
Dalam mengenali berbagai masalah yang melanda peradaban manusia dan umat Islam, sebagian disebabkan kelalaian dan kesalahan dai melaksanakan tanggung jawab. Hal itu ditambah pengaruh negatif dari peradaban Barat, dalam pemahaman dan sikap terhadap pelaksanaan agama Islam.
Untuk itu, MUI DKI Jakarta menggelar JIIC, 29 November - 1 Desember 2016, yang dihadiri ulama dunia seperti Indonesia, Cina, AS, Filipina, Lebanon, Kamboja, Malaysia, Suriah dan Singapura.
Selain itu, turut hadir ulama Sudan, Thailand, Turki, Australia, Belanda dan Yaman.
Berdasarkan diskusi atas berbagai rekomendasi dan pikiran dengan landasan syariah di sekitar nilai-nilai dakwah, JAIIC sepakat melahirkan delapan rekomendasi yang dituangkan ke Prakarsa Jakarta.
Berikut delapan rekomendasi sebagai solusi dakwah Islam di kota-kota besar dunia :
1. Mengimbau ulama dan intelektual seluruh dunia mengarahkan dakwah untuk mempromosikan pemahaman yang benar tentang Islam secara keseluruhan, harus didasarkan nilai moderat dalam rangka memperkuat persatuan umat Ilsam di negara-negara Muslim dunia, secara individual dan kolektif sebagai umat.
2. Mengimbau ulama mengembangkan prinsip rahmatan lil alamin, dengan tujuan memimpin Muslim ke pemahaman yang komprehensif tentang Islam, mengintegrasikan lembaga pendidikan Islam dengan lokalitas ekspresi, lewat kekayaan warisan Islam dan modernitas.
3. Mengimbau mengintensifkan dakwah Ilsam melalui internet dan media sosial dalam rangka menyebarkan dan memperkuat konsep moderat, harmonis, Islam dan pelaksanaannya, dengan perhatian khusus kepada keprihatinan pemuda hari ini.
4. Mengimbau memberdayakan umat Islam meningkatkan kapasitasnya, untuk melaksanakan tanggung jawab dai dan kemampuannya secara aktif berkontribusi, kepada pengayaan propagasi Islam di bidang budaya, sosial, ekonomi dan politik di semua tingkatan, baik lokal, regional maupun global.
5. Mengimbau membangun kerjasama yang kohesif antar ibu kota dan kota-kota besar negara-negara yang berpartisipasi di bidang dakwah Islam, dengan tujuan utama memberikan solusi untuk berbagai tantangan dan masalah yang memperngaruhi umat, serta menciptakan kenyamanan fisik dan spiritual, yang akhirnya bermuara kepada keadilan dan perdamaian dunia.
6. Mengimbau ulama dan intelektual dari dunia Islam ikut serta dalam organisasi atau majelis bersama, secara reguler dan berkelanjutan yang akan diadakan negara peserta secara bergantian, dengan tujaun memperluas jaringan dakwah atau dakwah Islam, serta meminta ada model yang terus berkembang dari dakwah untuk menemukan solusi menyebarkan nilai-nilai Islam demi kemajuan peradaban manusia.
7. Mengimbau umat Islam mendukung dan mengadvokasi secara individual dan kolektif, ancaman dari segala bentuk ekstrimisme, diskriminasi dan ketidakadilan terhadap umat manusia dan nilai-nilai agama, serta menggalang bantuan untuk saudara-saudara di Palestina, Rohingya dan seluruh dunia, dengan didasari ajaran kebenaran, keadilan dan kehidupan moderat.
8. Akhirnya, kami mengimbau dan menegaskan dalam menyelesaikan rekomendasi di atas, kita sepakat membentuk forum bersama, yang terdiri dari ulama Muslim dari ibu kota dan kota-kota besar dari negara yang berprtisipasi, sebagai sarana dan kekuatan pendiring cendekiawan Muslim.
Forum ini akan menjadi jembatan komunikasi ulama, dalam rangka mempromosikan peradaban manusia. Dengan demikian, kita beri nama forum ini The World Forum for the Propagation of Moderate Islam.