TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menuduh Arab Saudi sebagai dalang di balik bermacam konflik di Timur Tengah.
Dalam sebuah konferensi di Roma, pekan lalu, Boris Johnson membahas bagaimana Arab Saudi dan Iran menimbulkan ketegangan di daerah tersebut.
Boris Johnson mengkritik tingkah kedua negara tersebut, yang menurutnya merupakan sebuah "tragedi".
Ia juga mengatakan ketegangan yang terjadi antara Arab Saudi dan Iran selama ini hanya membuat pemerintahan di daerah itu terlihat tanpa tujuan dan malah menimbulkan perpecahan.
"Ada politisi-politisi yang menggunakan dan membelokkan agama dan pandangan tertentu dari agama yang sama untuk memperdalam objektivitas politik mereka," kata Boris Johnson.
"Itulah mengapa Arab Saudi, Iran, dan lainnya bergerak dan bermain peran di balik konflik-konflik regional Timur Tengah," ucapnya lagi.
Pernyataan Boris Johnson itu kemudian dikatakan menimbulkan tentangan dari pihak pemerintah Inggris, yang tidak mendukung pendapat Boris.
Downing Street bahkan mengatakan pernyataan Boris Johnson tersebut dapat mengancam hubungan diplomasi antara Inggris dan Arab Saudi.
Juru bicara perdana menteri Inggris Helen Bower mengatakan pernyataan Boris Johnson itu tidak mewakili pandangan Pemerintah Inggris.
Apalagi, Arab Saudi merupakan "mitra penting Inggris dalam hal upaya anti-terorisme", demikian pernyataan Helen Bower.
Pernyataan Boris Johnson itu diutarakan menjelang jadwal kepergiannya ke Arab Saudi, Minggu (9/12/2016).
Helen Bower mengatakan itu akan menjadi kesempatan Boris Johnson untuk memperbaiki hubungan Inggris-Arab Saudi dan mengklarifikasi pernyataannya tersebut. (Business Insieder/Guardian)