News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kebun Mawar di Aleppo Itu Kini Berubah Jadi Tempat Pemakaman

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rami Adham saat membawa mainan untuk anak-anak di kota Aleppo, Suriah.

TRIBUNNEWS.COM, ALEPPO -- Sambil berdiri di dekat satu makam di taman yang berdampingan dengan rumahnya di permukiman Hamidiyeh di kota Aleppo, Suriah utara, Muhammad Fahid melantunkan ayat-ayat suci Al Quran.

Sambil mengusap wajahnya, Fahid berkata, "Ini adalah makam istri saya," seperti dilaporkan Xinhua, Kamis (22/12/2016).

Fahid menunjuk batu nisan di satu makam di bagian tengah tempat yang biasanya menjadi taman. Sebelum krisis bertahun-tahun di Suriah, bunga mawar biasa ditanam di banyak kebun di Aleppo.

Namun, ketika hantu kematian mulai mengambili nyawa selama perang, kebun itu menjadi makam.

Lebih dari 20 kebun telah menjadi kompleks pemakaman di Aleppo, karena angka kematian sangat tinggi, sampai orang harus mencari tempat lain untuk tempat peristirahatan terakhir keluarga mereka yang tewas.

Fahid menambahkan, istrinya meninggal pada 2013 akibat stroke, dan setelah memeriksa tiga pemakaman resmi, ia tak bisa menemukan tempat untuk memakamkan jenazah istrinya.

Ia juga menghadapi kesulitan untuk sampai ke pemakaman itu sebab sebagian jalan dikuasai oleh oposisi atau berada di medan tempur. Ia pun memutuskan untuk mengubur jenazah istrinya di dekat rumah mereka.

"Setiap hari saya bangun untuk melihat ke makamnya dari balkon dan membaca ayat-ayat Al Quran untuk arwahnya sambil mengenang hari-hari menyenangkan kami bersama," katanya.

Di Hamidiyeh, ada dua kebun, yang dipisahkan oleh jalan, dan kedua kebun tersebut dipenuhi kuburan.

Diselimuti salju

Buat orang dewasa, itu sekarang menjadi pemakaman, tapi buat anak-anak di permukiman tersebut, itu masih seperti kebun, dan nisan kuburan tak menghalangi mereka bermain di dalam kompleks itu, terutama saat salju menyelimuti Aleppo.

Pada Rabu (21/12), anak-anak berlarian di antara kuburan; mereka membuat bola salju dan saling melempar, seakan-akan kuburan tersebut adalah mawar di kebun.

Pemandangan itu sangat luar biasa mengingat kondisi tempat tersebut. Sebab, kuburan biasanya berkaitan dengan kesedihan, ketakuran, dan burung gagak.

"Sejak awal krisis, orang tak memiliki akses ke pemakaman resmi, jadi mereka mulai mengubur keluarga mereka yang meninggal di kebun," kata Alaa Addien Durbas, makelar barang tak bergerak yang memiliki kantor di kebun di Hamidiyeh.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini