News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Natal 2016

Sri Lanka Bangun Pohon Natal Tertinggi di Dunia

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sri Lanka meluncurkan sebuah pohon Natal yang menjulang tinggi. Bahkan diklaim sebagai Pohon Natal tertinggi.

TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO –  Sri Lanka meluncurkan sebuah pohon Natal yang menjulang tinggi. Bahkan mengaku Pohon Natal tersebut telah melampaui rekor dunia.

Pohon Natal terbuat dari bahan plastik itu memiliki tinggi 238 kaki atau 73 meter, didirikan di ibukota Colombo.

Berdasarkan catatan, pohon Natal ini lebih tinggi 18 meter (59 kaki) dari pemegang rekor saat ini.

Pohon Natal ini memiliki bingkai baja dan rangka ditutupi dengan plastik yang bersih.

Pohon ini juga didekorasi dengan 600.000 lampu LED dan atasnya di 6 meter (20-kaki) dipasang bintang bersinar tinggi.

Baca: Ular Beracun Ini Bersembunyi di Pohon Natal dan Tampak Seperti Dekorasi

Pohon ini sendiri memakan biaya USD 80.000 atau senilai Rp1.120.000.000.

Namun demikian pembuatan pohon Natal raksasa itu dikritik oleh gereja Katolik Sri Lanka karena dinilai sebagai pemborosan dan uang yang digunakan untuk proyek itu lebih baik disumbangkan kepada orang-orang miskin.

Ratusan pekerja dan relawan berjuang selama empat bulan untuk memasang pohon di waktu untuk liburan.

Atas hal itu Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menanggapi kritik dengan mengatakan pohon tidak dibangun dengan memakai uang rakyat, tetapi dengan sumbangan dari individu dan perusahaan swasta.

Guinness World Records mengkonfirmasi jika ini adalah pohon Natal buatan tertinggi di dunia.

Saat ini, catatan dipegang oleh sebuah perusahaan Cina yang memasang 55 meter (180 kaki) seperti pohon menara lampu dan dedaunan sintetis, hiasan, dan lampu di kota Guangzhou tahun lalu.

Panitia di Sri Lanka mengatakan mereka ingin membuat pohon Natal ini untuk membantu mempromosikan kerukunan etnis dan agama di negara pulau mayoritas Buddha.

"Ini hanya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita dapat hidup sebagai satu negara, satu bangsa," kata Arjuna Ranatunga, mantan pemain kriket dan Menteri pelabuhan dan pengiriman. (AP).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini