TRIBUNNEWS.COM - Pada minggu kedua Desember, di saat rakyat Korea Selatan menuntut Presiden Park Geun-hye mundur, Korea Utara melakukan provokasi dengan menyelenggarakan latihan penyerbuan ke mock up istana Kepresidenan Korea Selatan, atau populer dikenal dengan nama Blue House.
Dalam latihan yang disiarkan kantor berita resmi Korut KCNA, tampak pasukan khusus Korea Utara melakukan simulasi serbuan kilat ke bangunan yang menyerupai Blue House, disaksikan diktator Korut Kim Jong Un dengan gembira.
Timing pelaksanaan latihan seolah dipaskan waktunya dengan keputusan parlemen Korsel untuk ambil suara dengan keputusan impeachment atas Presiden Park Geung Hye.
Simulasi penyerbuan dilakukan oleh Unit 525 yang digambarkan sebagai latihan untuk “aksi tempur berani dengan Korea bagian Selatan sebagai medan pertempuran,” dan ditujukan untuk “menghancurkan suatu sasaran musuh yang spesifik”.
Untuk diketahui, inilah kali pertama Korut melakukan simulasi serbuan ke Blue House secara terbuka dan diliput pers, dianggap sebagai suatu provokasi yang kasar dan tidak bermutu dari Korut.
Pelaksanaan simulasi penyerbuan dilakukan di lapangan tembak Taewon-ri di sebelah Tenggara Pyongyang.
Simulasi penyerbuan Unit 525 dilakukan secara frontal dan lebih mirip film aksi.
Pembukaan simulasi dilakukan oleh para personel yang diturunkan dari helikopter angkut Mi-8 secara fastroping, disusul pasukan komando lainnya yang terbang menggunakan paramotor dengan parasol warna-warni, kelihatannya paramotor yang dibeli secara komersial untuk olahraga dirgantara.
Seluruh pasukan Unit 525 kemudian melakukan serbuan nekat menuju Blue House, melemparkan granat ke arah dalam, dan akhirnya memasang bahan peledak yang menghancurkan seluruh mock up istana Kepresidenan Korsel.
Penyerbuan Unit 525 mengingatkan pada serbuan serupa yang dilancarkan oleh pasukan komando Korut Unit 124 pada 21 Januari 1968 untuk membunuh Presiden Korsel saat itu, Park Chung-hee.
Kala itu 31 orang anggota Unit 124 berlatih keras termasuk menggunakan mock up Istana Kepresidenan Korsel, sama seperti yang dilatihkan oleh unit 525.
Setelah persiapan matang, seluruh anggota Unit 124 berhasil menyeberangi DMZ dan akhirnya memasuki kota Seoul dengan mengenakan seragam Divisi Infanteri ke-26 AD Korea Selatan dan langsung menuju ke arah Blue House, dan berhasil melewati sejumlah checkpoint Kepolisian dan AD Korsel tanpa terdeteksi.
Hanya 100 meter dari Blue House, penyamaran dari Unit 124 berhasil dibongkar oleh Kepala Polsek Jongro, Choi Gyushik, yang curiga atas keberadaan pasukan berjumlah besar ini.
Karena terdesak, akhirnya anggota Unit 124 mencabut senjatanya dan memancing baku tembak.
Seluruh anggota Unit 124 membatalkan misi dan lari berpencar, diikuti operasi sapu bersih massal untuk menangkap seluruh anggota komando Korut.
Setelah operasi besar selama seminggu, 29 pasukan komando berhasil ditewaskan di berbagai tempat, satu orang tertangkap, dan satu orang lainnya berhasil meloloskan diri ke Korut setelah menewaskan empat prajurit Amerika Serikat. (*)