News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Juariah yang Terlena Kebaikan Majikan di Taif Ini yang Terjadi 19 Tahun Kemudian

Editor: Robertus Rimawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juariah TKW yang menghilang 19 tahun telah ditemukan.

TRIBUNNEWS.COM, TAIF - Juariah Mastara, TKI asal Blok Karang Moncol, Desa Sukadana, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu mendadak jadi pusat perhatian.

Seperti dikutip dari Tribun Jateng (Tribunnews Network) Tenaga kerja wanita (TKW) ini sebelumnya dinyatakan hilang oleh pihak keluarga karena tak ada kabar berita sama sekali.

Suatu ketika Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menemukan Juariah, ternyata tenaga kerja Indonesia (TKI) yang hilang kontak selama 19 tahun.

Setelah 19 tahun dalam pencarian, Juariah ditemukan Tim Perlindungan Warga Negara Indonesia KJRI Jeddah.

"Juariah dijemput pihak kepolisian Taif di sebuah acara undangan pernikahan dan langsung dibawa ke kantor polisi. Kami langsung meluncur ke sana (kantor polisi)," kata Staf Teknis Ketenagakerjaan KJRI Jeddah Hertanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/1/2017)/

Tim Perlindungan melacak Juariah melalui komunikasi intensif dengan berbagai instansi terkait di pemerintahan setempat dan menemukan titik terang setelah menerima laporan Juariah telah ditemukan Kepolisian Taif KJRI Jeddah.


Kebahagiaan keluarga pecah saat dipertemukan via video call dengan Juariah setelah 19 tahun menghilang.

Ditemukannya Juariah ini adalah respons atas nota diplomatik yang dikirimkan KJRI Jeddah ke kantor Gubernur Taif melalui Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Juariah ditemukan di Distrik Al-Qaim di daerah Taif, Arab Saudi, yang berjarak sekitar 200 kilometer dari KJRI Jeddah.

Tim Perlindungan lalu membawa dan menempatkan Juariah di Rumah Persinggahan Sementara ke KJRI Jeddah.

Kepada polisi setempat dan KJRI Jeddah, Juariah mengaku diperlakukan baik oleh majikannya dan dipenuhi hak-haknya oleh sang majikan.

Ironisnya, perlakukan begitu baik dari majikannya itu telah membuat Juariah lupa menghubungi keluarganya sendiri.

 Juariah dinyatakan hilang kontak sekitar 19 tahun lalu sejak berangkat ke Arab Saudi pada 1997 untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga dan hanya sekali menyurati keluarganya.

"Gaji lancar tiap bulan 600 (riyal). Saya simpan di kamar. Pekerjaan tidak berat. Saya cuma bersih-bersih rumah dan nyuci baju. Keluarga majikan ada tujuh di rumah."

"Saya kerja tidak kayak pembantu. Kalau ada makan-makan besar (pesta), kerja semua. Kalau saya capek, saya tidur dan enggak dibangunin biar 24 jam (sekalipun)," kata Juariah kepada Tim Perlindungan WNI.

Setelah itu, Konsul Jenderal RI Jeddah Hery Saripudin dan Juariah berkomunikasi langsung melalui panggilan video kepada orang tuanya, Mastara, di kampung halaman dengan difasilitasi oleh satu lembaga swadaya masyarakat.

Kisahnya menghilang 19 tahun

Mengutip media online liputanbmi.com sebuah media online independen yang dibentuk oleh para Buruh Migran Indonesia (BMI) di Arab Saudi berikut kisah Juariah sebelum akhirnya ditemukan.

Seorang TKW di Arab Saudi bernama Juariah dikabarkan hilang kontak dengan keluarganya sejak tahun 1997 lalu.

Menurut informasi, Juariah bekerja di kota Taif yang jaraknya sekitar 213.3 km dari Konsulat Indonesia di Jeddah.

Ketua DPC SBMI Indramayu Juwarih mengaku mendapat pengaduan dari suaminya yang bernama Mastara.

Juariah berangkat ke Arab Saudi melalui PT Bughsan Labrindo yang beralamat di Jln Bughsan Labrindo No. 17 Ciracas, Jakarta pada 18 Juni 1997.

Sementara agency di Jeddah adalah Badawood Lil Istiqdam dan majikannya bernama Khalod Muhamad Alusaini

Selama 19 tahun di Arab Saudi, Juariah yang berasal dari Desa Sukadana, Blok Karang Moncol RT 007/RW 003, Kecamatan Tukdana, Indramayu tersebut hanya satu kali berkirim surat dan tiga kali mengirim uang, setelah itu tidak ada kabar sama sekali hingga kini.

"Pihak keluarga menduga Juariah berada dalam tekanan majikan dan keluarganya sudah beberapa kali mengadu ke PT yang memberangkatkan, namun tidak ada hasilnya," kata Juwarih , Kamis (24/11/2016).

Untuk itu, lanjut Juwarih, SBMI Indramayu akan berusaha membantu memperjuangkan hak-hak Juariah, termasuk proses pemulangannya.

Pada tahun 2007, kata Juwarih, pihak keluarga pernah mengadu ke KJRI Jeddah, tetapi KJRI baru membalas via surat pada tahun 2009 yang isinya penyampaian klarifikasi usaha penelusuran dari Agency Badawood.

"Seharusnya KJRI langsung menelusuri alamat majikan untuk mengecek kevalidan alamat tersebut. Tolong dong KJRI serius dalam menangani permasalahan TKI," tegas Juwarih.

Sementara itu dihubungi secara terpisah, Pelaksana Fungsi Konsuler I dan Koordinator Perlindungan Warga KJRI Jeddah Dicky Yunus mengatakan, kasus tersebut sudah sangat lama sehingga diperlukan penelusuran kembali.

"Mengingat kasus ini sudah lama sekali dan pejabat atau staf yang menerima pengaduan tersebut tentu sudah tidak bertugas lagi di KJRI Jeddah, maka kami memerlukan waktu untuk menelusuri kasusnya," ujarnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini