News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Baru Amerika

Tak Percaya Pelantikan Sepi Penonton, Ini Yang Dilakukan Donald Trump

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampak atas kerumunan penonton seremoni pelantikan Presiden AS Donald Trump, 2017 (kiri), dan kerumunan penonton seremoni pelantikan mantan Presiden AS Barack Obama, 2009 (kanan). (The Guardian)

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Lantaran tak percaya seremoni pelantikannya sepi penonton, Presiden AS Donald Trump menghubungi Dinas Pertamanan AS.

Trump kabarnya secara personal menelepon Kepala Dinas Pertamanan AS Michael Reynolds terkait seremoni yang dilakukan 20 Januari lalu itu.

Kepada Michael Reynolds, dikatakan Trump meminta foto-foto penampakan penonton pelantikannya di Taman Nasional Washington.

Taman Nasional yang letaknya berseberangan dengan Gedung Capitol, lokasi seremoni pelantikan, memang menjadi tempat bagi warga menyaksikan pelantikan Trump pada pekan lalu.

Trump meminta agar pihak Dinas Pertamanan AS merilis foto-foto tampak atas Taman Nasional pada hari pelantikan itu.

Menurut USA Today, permintaan itu didasari keinginan Trump untuk membandingkan secara pasti bagaimana keramaian seremoni pelantikannya.

Pasalnya, sejumlah media asing kerap memberitakan betapa sepinya penonton pelantikannya pada hari itu.

Pemberitaan itu juga didukung oleh bukti dokumentasi foto dan video, yang bahkan kerap dibandingkan dengan padatnya penonton di hari pelantikan mantan Presiden AS Barack Obama.

Trump yang tidak terima pelantikannya dibilang sepi penonton kemudian mengklaim bahwa apa yang ia lihat di lokasi pada hari itu justru berbeda.

"Itu semua bohong. Yang saya lihat (penonton) berjumlah jutaan, sekitar 1,5 juta orang, sampai ke Tugu Washington," katanya pekan lalu, kontras dengan hasil dokumentasi sejumlah media.

Menurutnya, media hanya menyorot sebuah area yang memang kosong.

Pihak Gedung Putih kemudian mendukung pernyataan Trump tersebut dan mengatakan media-media AS telah memberikan fakta palsu lapangan. (USA Today/Washington Post)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini