TRIBUNNEWS.COM, KIEV -- Setelah hampir setahun relatif tenang, wilayah Ukraina timur yang dikuasasi kelompok pemberontak pro-Rusia justru kembali bergolak.
Pertempuran antara pasukan Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia terjadi pada Minggu (29/1/2017), sebagimana dilaporkan Agence France-Presse pada Senin (30/1/2017).
Juru bicara pemerintah Ukraina di Kiev, Oleksandr Motuzyanyk, mengatakan, akibat kontak senjata terbaru empat tentara dan satu pemberontak tewas dalam pertempuran di Avdiivka.
Kota di pinggiran Kiev, yang dikuasai pemerintah Ukraina itu, berada dekat dengan Donetsk yang merupakan ibu kota wilayah yang de facto dikuasai pemberontak.
Dalam sebulan ini sering terjadi kontak senjata sporadis skala kecil di Avdiivka, namun tidak terjadi kekerasan senjata yang mematikan seperti yang terjadi pada Minggu (29/1/2017).
Kontak senjata skala kecil hampir terjadi setiap pekan sejak wilayah Semenanjung Crimea dianeksasi oleh Rusia yang memicu munculnya kelompok separatis.
"Hari ini, kelompok musuh berusaha merebut kawasan industri Avdiivka," kata Motuzyanyk sambil menambahkan, baku tembak melibatkan senjata artileri dan mortir berkaliber tinggi.
Seorang juru bicara bagi pasukan separatis melaporkan, satu tentara pemberontak tewas dan seorang lagi terluka.
Bentrokan senjata paling mematikan dalam 33 bulan ini, sejak aneksasi Crimea, terjadi justru setelah gencatan senjata antara pemberontak dan pasukan Kiev telah diumumkan pada Desember 2016.
Sekitar 10.000 orang tewas sejak pemberontakan yang didukung Rusia dimulai pada 2014. Kiev dan barat menuding Moskwa sebagai otak dari kekacauan di Ukraina timur itu.