TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad membantah laporan Amnesti Internasional yang menyebut pemerintahannya menggantung 13.000 orang selama lima tahun terakhir.
Kepada Yahoo News, Assad mengatakan, laporan tersebut justru membuat kredibilitas Amnesti Internasional dipertanyakan.
"Laporan seperti ini selalu bias dan dipolitisasi. Sungguh memalukan organisasi itu merilis laporan tanpa bukti kuat," ujar Assad.
"(laporan) Itu tidak benar, sama sekali tidak benar. Kita hidup di masa berita-berita bohong. Semua orang tahu hal ini," tambah Assad.
Sebelumnya, kementerian kehakiman Suriah juga menepis laporan Amnesti itu dan menyebut laporan tersebut sama sekali tidak benar.
Pada Selasa (7/2/2017), Amnesti Internasional merilis laporan yang menyebut 13.000 orang digantung rezim Assad di penjara Saydnaya, Damaskus selama lima tahun terakhir.
Amnesti mengatakan, telah mewawancarai 84 orang saksi, termasuk sejumlah penjaga penjara, tahanan, dan hakim seputar eksekusi massal itu.
Sejak perang saudara pecah di Suriah pada 2011, lebih dari 310.000 orang tewas. Demikian menurut data Lembaga Pemantau HAM Suriah (SOHR) yang berbasis di London. (AFP)