TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK -- Ini kisah seorang guru yang telah menjalani hidupnya dengan tumor seberat 10 kilogram, namun ia tetap berjuang untuk mengajar murid-muridnya dan bekerja seperti biasanya.
Watchara Nadee demikian julukan Kru Lek, menyadari ada bentolan kecil di pundaknya tahun lalu. Pada awalnya kondisi tersebut tidak terlihat serius.
Tapi bahu itu kemudian membengkak pada awal tahun ini sehingga memaksanya mendatangi rumah sakit untuk memeriksanya secara rutin.
Meski demikian, ia tetap terus berusaha untuk meegajar para muridnya.
Dia setiap hari terus mengajar di Sekolah Nakhorn Sawan Technical College, meskipun harus membawa tumor 10 kilo.
Menjadi seorang guru, Kru Lek memiliki akses ke asuransi kesehatan tetapi terbatas, Ia hanya memiliki batasan 100.000 baht Thailand per tahun.
Salah satu teman Kru Lek, Monk Bhin mengatakan, kondisinya membutuhkan dana yang cukup memberatkan.
"Saya pikir kondisinya cukup serius, ia akan membutuhkan tiga kali batas asuransinya. Sama seperti orang termiskin," ujarnya .
Kru Lek tidak ingin membuat ibunya yang sudah berumur 74 tahun yang lumpuh khawatir. Hal ini karena hanya dialah satu-satunya orang yang menjaga ibunya. Bila di dekat sang ibunda, dia selalu menyembunyikan tumor dengan syal.
Meski demikian Kru Lek merasa kuat dan tabah bila berada di dekat murid-muridnya. "Murid-murid saya memberikan saya kekuatan dan keinginan untuk melanjutkan perjuangan," jelasnya. (Mirror)