Hizbullah Ungkap Kerugian IDF, 130 Tewas dan 1.250 Terluka di Lebanon
Hizbullah menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan 1.666 operasi militer sejak dimulainya agresi Israel pada 17 September.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, mengumumkan kerugian yang dialami oleh Tentara Pertahanan Israel (IDF) dalam pertempuran yang berlangsung sejak September.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis setelah gencatan senjata, Hizbullah mengeklaim bahwa 130 tentara Israel tewas dan sekitar 1.250 lainnya terluka dalam kurun waktu kurang dari dua bulan.
Hizbullah menyatakan, mereka telah melaksanakan 1.666 operasi militer sejak dimulainya agresi Israel pada 17 September.
Rata-rata, terdapat 23 operasi per hari.
Selain itu, Hizbullah melaporkan, telah meluncurkan 105 operasi khusus, yang dikenal sebagai Operasi Khaybar, untuk menargetkan lokasi-lokasi sensitif di dalam wilayah Israel menggunakan roket balistik dan pesawat nirawak canggih.
"Hasil ini adalah bukti kegigihan para pejuang kami di medan perang," ujar Hizbullah dalam pernyataannya.
Pernyataan tersebut, menambahkan bahwa pasukan Israel gagal menduduki kota-kota garis depan dan tidak mampu membangun zona militer yang aman
Baca juga: Ben Gvir Desak Netanyahu untuk Terus Perang di Lebanon Meski Israel Hizbullah Gencatan Senjata
Dalam operasinya, Hizbullah mengeklaim, telah menghancurkan 59 tank Merkava, 11 buldoser militer, dua kendaraan lapis baja, dan menjatuhkan enam pesawat nirawak.
Mereka juga menyoroti bahwa lebih dari 300 garis pertahanan telah dibangun sebelum invasi darat Israel yang dimulai pada 12 November.
Hizbullah mencatat, tentara Israel mengalami kerugian besar di beberapa kota, termasuk Khiam dan Ainata, di mana mereka terpaksa mundur tiga kali.
"Bayada dan Khiam adalah bukti nyata dari kegagalan mereka," tambah Hizbullah, dikutip dari The Cradle.
Setelah berakhirnya gencatan senjata yang dimediasi oleh AS dan Prancis, Hizbullah mengingatkan Israel bahwa mereka akan tetap siap menghadapi serangan.
"Kami akan memantau penarikan pasukan Israel dari wilayah perbatasan Lebanon dalam waktu 60 hari," tegas Hizbullah.
Sementara itu, Hizbullah menegaskan, komitmennya untuk mendukung perjuangan Palestina, dengan Yerusalem sebagai tujuan utama.
"Kami akan terus berdiri di sisi yang tertindas dan mendukung mujahidin di Palestina," ungkap mereka.
Pernyataan Hizbullah ini, menandakan bahwa meskipun gencatan senjata telah dicapai, ketegangan di wilayah tersebut masih tinggi dan konflik dapat berlanjut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)