TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Setelah 10 hari bekerja, aparat berwenang Thailand menyelesaikan penyelidikan terkait kematian seekor beruang hitam Asia.
Beruang itu mati seteah terjatuh dari helikopter saat sedang dipindahkan untuk dilepasliarkan di hutan Taman Nasional Khao Yai.
"Kami menggelar investigasi untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan," ungkap Kepala Kawasan Lindung Regional 1, Prachin Buri, Wirat Chatupon.
Beruang itu dalam kondisi terbius dan dimasukkan ke dalam jaring yang digantung pada sebuah helikopter.
Celakanya, hewan malang itu terjatuh ketika helikopter tersebut kehilangan ketinggian dalam kondisi cuaca buruk saat terbang di atas hutan.
Berdasarkan hasil investigasi awal terhadap insiden yang terjadi bulan lalu itu, jaring yang membungkus tubuh si beruang tak terpasang dengan benar di helikopter itu.
Sebelum diterbangkan, beruang berbobot 80-90 kilogram itu ditangkap aparat berwenang setelah ditemukan berkeliaran dan mengganggu warga desa di dekat taman nasional tahun lalu.
Beruang itu ditangkap saat sedang menyantap setandan pisang di sebuah pasar di desa Prachantakham, Prachin Buri.
Setelah ditangkap, beruang tersebut dibawa ke pusat pembiakan satwa liar Pa Chong Klam di distrik Watthana Nakhon, provinsi Sa Kaeo.
Di tempat itu, para dokter hewan memeriksa kesehatan si beruang termasuk kemungkinan adanya parasit di dalam darah beruang tersebut.
Wirat mengatakan, pihaknya sudah menyusun rencana detil untuk memindahkan beruang hitam itu ke dalam hutan.
Selain dipindahkan, beruang itu juga dipasangi alat pelacak sehingga keberadaannya bisa diketahui dan bisa bermanfaat untuk ilmu pengetahuan.
Sebenarnya, lanjut Wirat, pemindahan dengan menggunakan mobil jauh lebih mudah, tetapi karena akan dipindahkan ke tengah hutan belantara maka helikopter yang dipilih.
"Jika semua orang terus mencari kambing hitam, maka petugas kami akan dihantui kekhawatiran jika melaksanakan tugas," kata Wirat.
"Insiden ini juga membuat kami sangat kecewa dan sedih," dia menegaskan.